Orang yang menyadari bahwa ia menumpang di bumi, bahwa segala sesuatu akan ditinggalkan, bahwa ia hanya sementara di bumi ini, dapat menilai kekayaan Kerajaan Surga secara lebih benar. Tetapi sebaliknya, kalau seseorang gagal menghayati bahwa dirinya adalah orang yang menumpang di bumi, ia tidak akan pernah bisa menilai perkara-perkara rohani dan Kerajaan Surga. Dalam Efesus 3:8 Paulus menyebut mengenai kekayaan Kristus yang tidak terduga. Kalimat kekayaan Kristus ini tidak boleh dimengerti secara duniawi, seperti kekayaan materi. Sebab Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa diri-Nya tidak memiliki tempat untuk “meletakkan kepala-Nya”. Ini menunjukkan kemiskinan secara jasmani. Ia pun mati di atas kayu salib dengan tubuh setengah telanjang. Kekayaan jasmani tidak boleh menjadi ukuran kekayaan Kristus. Kalau ada usaha menjadikannya sebagai ukuran, maka ini merupakan penyesatan terhadap sesama dan pengkhianatan terhadap Tuhan.
Kekayaan dunia tidak boleh mengambil tempat dalam nilai-nilai spiritual sama sekali. Kekayaan Kristus yang tidak terduga juga tidak diukur oleh kehormatan manusia atau segala sesuatu yang dianggap sebagai nilai lebih di mata manusia. Firman Tuhan menyatakan bahwa apa yang dikagumi manusia dibenci oleh Allah (Luk. 16:15). Kekayaan Kristsus yang tidak terduga tersebut menunjukkan pengenalan akan Kristus, hikmat dan kebenaran-Nya, mengalami damai sejahtera serta mencapai kesempurnaan karakter seperti Kristus. Kekayaan Kristus pada dasarnya adalah berkat keselamatan, yaitu mengalami hasil dari usaha Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan-Nya. Dengan demikian orang yang memiliki kekayaan Kristus adalah orang-orang yang diubahkan hidupnya sehingga maksud keselamatan itu tercapai, yaitu mengenakan kodrat Ilahi.
Orang yang menghayati bahwa dirinya adalah orang yang menumpang di bumi adalah orang-orang yang cara memandang dunia ini berubah. Dunia di sini maksudnya adalah hiburan dunia, kekayaan, pasangan hidup, karir, studi, masalah hidup, kehormatan, ketidakadilan dan lain sebagainya. Sikap hati yang diubahkan akan nampak dari seluruh gaya hidup yang diubah secara signifikan. Perubahan tersebut membuktikan bahwa Tuhan Yesus benar-benar hidup dan dialami.
Orang yang menghayati bahwa dirinya menumpang di bumi, hatinya menjadi kuat sebab ia tidak takut lagi kepada apa yang dapat membunuh tubuhnya (Mat. 10:28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.) Kalau memerhatikan sekilas ayat ini terkesan bahwa kita harus takut kepada Bapa di surga, karena Ia dapat membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Tetapi kalau kita belajar kebenaran tidaklah tepat kalau kita takut akan Allah disebabkan kekuatan-Nya yang dapat membinasakan baik tubuh maupun jiwa ke dalam neraka. Takut kita akan Tuhan haruslah didasarkan pada hati yang mengasihi dan menghormati Tuhan.
Semakin seseorang mengasihi dan menghormati dengan benar, maka takut akan Tuhan di dalam dirinya semakin benar. Ini adalah takut yang pantas bagi Tuhan. Sama seperti seorang anak takut kepada orang tua, bukan karena orang tua kaya, berpangkat, kuat bisa menghukum dengan hukuman apa saja, tetapi takut karena mengasihi dan menghormatinya. Walau orang tua lebih lemah secara fisik, kurang secara finansial dan rendah secara pendidikan, tetapi anak takut kepada orang tua karena mengasihi dan menghormatinya.
Satu hal yang harus kita perhatikan adalah mengapa Tuhan menyertakan kalimat “yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh ke dalam neraka”? Dalam kalimat ini termuat suatu peringatan atau juga dapat dikatakan sebagai ancaman, bahwa ada realitas neraka. Mengenai realitas ini Tuhan Yesus menyatakannya secara berulang-ulang dalam pemberitaan Injil-Nya (Mat. 5:22,29,30; 10:28; 18:9; 23:15,33 dan lain-lain). Jika Ia menyatakan secara berulang-ulang berarti hal tersebut merupakan sesuatu yang penting yang harus mendapat perhatian orang percaya dengan seksama.
----------------------------------------
Source: www.truth-media.com