Kalau jujur, maka kita dapat menemukan betapa sudah terlalu lama kita terbiasa hidup dalam berbagai hasrat dan keinginan diri sendiri, yang mana hal ini kita anggap sebagai suatu kewajaran. Tetapi kalau kita mengerti dan menerima bahwa kehidupan ini diciptakan oleh suatu Pribadi yang memiliki pikiran dan perasaan, maka kita harus mulai mempertimbangkan dengan serius apakah gaya hidup kita sesuai dengan Tuhan..
Dalam kehidupan ini, kehendak Tuhan-lah yang harus berdaulat secara penuh. Kita sebagai hamba-hamba-Nya memberi diri tunduk di bawah kedaulatan dan otoritas-Nya secara penuh. Manusia memang dirancang untuk ini sejak manusia diciptakan. Sebelum kita ada dalam situasi di mana segala keinginan dipaksa harus ditanggalkan, yaitu ketika ada di ujung maut, sejak sekarang kita sudah harus belajar dengan rela dan sukacita menanggalkan segala keinginan dan mengenakan prinsip: makananku adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaaan-Nya (Yoh. 4:34). Inilah gaya hidup yang Tuhan Yesus ajarkan. Dan setiap orang percaya wajib hidup sama seperti Dia hidup (1Yoh. 2:6).
Menanggalkan keinginan bukan berarti tidak memiliki keinginan, tetapi mengisi jiwa kita dengan keinginan Tuhan semata-mata. Ini akan membuka kesempatan di mana kehendak Tuhan-lah yang menguasai kehidupan kita. Dalam hidup ini, kita hanya mau melakukan kehendak-Nya. Orang yang berhasrat melakukan kehendak Tuhan akan diberi kepekaan untuk mengerti apa yang dikehendaki-Nya. Dengan kesediaan menanggalkan segala keinginan bukan berarti kemanusiaan kita hilang. Kita tetap sadar, bahwa kita tidak pernah menjadi siapa-siapa, kita tetap manusia dengan segala unsur kemanusiaan yang tidak pernah lenyap. Dalam hal ini, Tuhan akan mengijinkan kita menikmati kesenangan-kesenangan sebagai manusia dengan berkat-berkat yang Tuhan sediakan bagi kita. Baik berkat jasmani maupun berkat rohani. Di satu pihak kita melakukan segala sesuatu yang dikehendaki oleh Tuhan, sisi yang lain kita tetap menjadi manusia dengan menikmati segala kesenangan yang Tuhan berikan dalam batas tertentu dan dalam kendali Roh Kudus.
Orang yang telah ditebus oleh darah Yesus harus menyadari dan menerima bahwa yang berhak memiliki visi atau cita-cita adalah Tuhan, bukan manusia. Oleh sebab itu anak Tuhan yang mengerti hal ini tidak akan mudah mengatakan “aku punyai visi atau cita-cita”, sebab hidupnya hanya untuk melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan-Nya, bukan cita-citanya sendiri. Dalam suratnya Paulus menulis: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah (1Kor. 10:31).
Tidak sedikit orang Kristen yang hidupnya berada di bawah pengaturan diri dan keinginannya sendiri. Sebenarnya orang-orang seperti ini tanpa sadar disesatkan oleh roh-roh jahat, sehingga mereka tidak mengalami rencana Allah yang digenapi dalam hidup mereka. Dalam kehidupan pribadi, tidak banyak orang yang mendiskusikan rencana-rencana, cita-cita dan keinginan-keinginan hatinya dengan Tuhan. Banyak orang berjalan sesuai dengan selera, perhitungan dan keinginannya sendiri dalam berbagai kasus, seperti membeli suatu barang, sekolah, jodoh, pindah rumah, bisnis, tempat kerja dan lain lain.
Menurut pemikiran kebanyakan orang modern sekarang ini, pikiran manusialah yang utama dan manusia itu sendiri yang berhak bertindak mandiri (independent). Irama hidup seperti ini sudah merupakan irama hidup manusia pada umumnya. Berkenaan dengan hal ini, Tuhan melalui Yakobus menasihati kita agar kita tidak melupakan Tuhan dalam perencanaan (Yak. 4:13-17). Kerendahan hati ternyata juga diukur oleh ukuran sejauh mana seseorang melibatkan Tuhan dalam segala perencanaan. Sikap ini sesungguhnya merupakan sikap yang mengakui bahwa Allah adalah Allah semesta alam yang menentukan segala sesuatu dan berkuasa menyelesaikan segala sesuatu. Oleh sebab itu setiap rencana kita harus dimulai dengan kalimat: Bila Tuhan menghendakinya. Sebagaimana Tuhan Yesus hidup hanya untuk kepentingan Bapa dan hidup di dalam kehendak dan rencana Bapa, demikian pula seharusnya hidup kita. Makanan kita adalah melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
----------------------------------------------
Source: www.truth-media.com