Ayat bacaan: Markus 11:24-25
========================
"Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
Mudahkah memaafkan? Kalau untuk soal-soal sepele mungkin masih mudah, tapi kalau untuk masalah yang berat, wah nanti dulu. Masih lumayan kalau yang menyinggung atau bersalah menyadari kesalahannya lalu menyesal dan minta maaf. Tapi bagaimana kalau orangnya saja tidak sadar sudah menyinggung, menyakiti perasaan kita? Atau mereka mungkin sadar tapi terlalu gengsi untuk meminta maaf? Sementara kita tahu bahwa kita diwajibkan untuk mengampuni. Jika situasinya seperti ini, maka mengampuni menjadi sangat susah. Ada yang berulang-ulang melakukan kesalahan yang sama. Dimaafkan, bikin lagi, dimaafkan, bikin lagi, begitu seterusnya. Belum lagi untuk kesalahan-kesalahan yang fatal yang mungkin sulit atau bahkan tidak bisa dipulihkan. Kita bisa kehabisan alasan untuk mengampuni.Apakah melepaskan pengampunan tergantung dari permintaan maaf si pelaku, tergantung dari berat tidaknya masalah, dan apakah keputusan kita untuk memaafkan atau tidak itu menentukan bagaimana hidup kita dalam hubungannya dengan Tuhan?
Kalau mengacu pada firman Tuhan, kita harus siap mengampuni tanpa menimbang berat-ringannya kesalahan mereka terhadap kita dan tanpa melihat apakah orangnya meminta maaf atau tidak. Ayat yang menyatakan hal ini sangat banyak, terutama yang berasal dari pengajaran Yesus langsung. Masalah sakit hati apalagi dendam justru berdampak negatif bagi kita sendiri kalau dibiarkan berlarut-larut dalam diri kita. Ada banyak orang yang terikat pada kepahitan terhadap seseorang sehingga sulit maju. Ada banyak orang yang terikat pada trauma masa lalu akibat perlakuan seseorang sehingga sulit bagi mereka untuk menatap masa depan. Ada banyak yang membiarkan dendam membara sehingga sukacita mereka pun hilang. Berbagai penyakit bisa timbul akibat hal ini, mulai dari penyakit ringan sampai yang mematikan. Masalahnya, dendam dan kebencian ini bagaikan tanaman. Mulanya mungkin sedikit, tapi kalau sudah tertanam bisa berakar dan semakin lama semakin sulit dicabut. Kalau dipikir-pikir, betapa ironisnya ketika kita disakiti orang, kita pula yang menderita kerugian lebih lanjut akibat ulah mereka. Orangnya mungkin tidak sadar sudah menyakiti kita dan tidak merasa apa-apa, kita yang malah mengalami banyak penderitaan karena tidak kunjung melepaskan pengampunan.
Tidak banyak orang yang menyadari bahwa kebencian, sakit hati atau dendam ini bisa memenjarakan iman kita sehingga sulit berkembang. Tidak banyak orang yang sadar bahwa ada keterkaitan yang sangat erat antara iman dan pengampunan, antara menerima sesuatu dari Tuhan termasuk permohonan-permohonan kita dengan mengampuni orang yang bersalah pada kita.
Seperti apa hubungannya? Mari kita lihat rangkaian ayat dalam Markus pasal 11 berikut ini yang mengutip perkataan Yesus sendiri:
"Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (ay 25).
"Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (ay 26).
Perhatikan bagaimana Yesus merangkai kedua kalimat tersebut. Apakah dua kalimat ini diucapkan dalam konteks berbeda? Saya yakin tidak. Saya percaya Yesus sengaja mengatakan kedua kalimat ini bukan dalam dua konteks berbeda. Dan, apakah hanya kebetulan saja kalimat ini disandingkan? Saya pun yakin tidak. Kedua ayat ini secara berurutan dikatakan Yesus, dan itu bukanlah suatu kebetulan.
Saya merenungkan ayat ini cukup lama, dan saya percaya yang Yesus ingin katakan adalah, Dia mau kita tahu dan mengerti bahwa pengampunan merupakan landasan untuk bisa menerima dari Tuhan. Sebelum berdoa, kita harus terlebih dahulu mengampuni orang-orang yang masih mengganjal di hati kita. Bereskan dulu itu, baru kemudian berdoa, karena kalau tidak, iman kita masih terbelenggu dan doa yang kita panjatkan pun tidak akan bisa membawa hasil apa-apa. Kita tidak akan menerima jawaban doa, kita tidak akan menerima apa-apa dari Tuhan.
Perhatikan pula bahwa sebelum Yesus mengatakan kedua kalimat di atas, Dia baru saja menjelaskan bahwa iman yang teguh akan mampu mencampakkan gunung sekalipun untuk terlempar ke laut. (ay 23). Dikatakan bahwa iman yang sekecil biji sesawi sekalipun akan mampu melakukan itu. Tuhan siap memberikan apapun yang kita minta dan doakan dengan disertai rasa percaya. Tapi sebelum itu semua terjadi, agar itu bisa terjadi, kita terlebih dahulu harus mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita, orang yang telah menyakiti hati kita, orang yang telah melukai perasaan kita. Sebab tanpa itu, iman kita masih terperangkap sehingga kita terhambat untuk menerima segala sesuatu dari Tuhan. Lalu, kalau kitanya sulit mengampuni, iman yang sebesar biji sesawi sekalipun seharusnya bisa memampukan kita untuk bisa melepaskan pengampunan.
Berapa kali kita harus mengampuni? Saat Petrus bertanya berapa kali ia harus siap mengampuni, Yesus menjawab demikian: "Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." (Matius 18:22). Tujuh puluh kali tujuh menggambarkan keharusan kita untuk bisa terus mengampuni tanpa batas. Yesus mengingatkan bahwa kita harus siap memberi pengampunan terus menerus agar jangan sampai ada dendam, kebencian, kepahitan yang tersisa dalam hati kita.
Dalam doa yang diajarkan Yesus pun kita diingatkan akan hal itu. "dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami." (Matius 6:12) Perihal memberi pengampunan sangat penting dan sangat berkaitan erat dengan pengampunan yang kita terima dari Tuhan. Jika kita mengampuni orang, maka Tuhan pun akan mengampuni kita. Hal ini disebutkan Yesus baik dalam Matius 6:12 dan Markus 11:25. Kalau kita membereskan segala ganjalan yang ada dalam hati kita terhadap orang lain, maka permintaan kita dalam doa pun Dia dikabulkan.(ay 24). Tapi hal sebaliknya pun berlaku. "Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (ay 26).
Kembali ke ayat bacaan kita hari ini, Yesus menopang kedua kalimat itu beriringan dengan sengaja. Yesus ingin kita tahu bahwa memberi pengampunan adalah landasan untuk mendapat pengampunan Tuhan dan untuk menerima segala sesuatu dari Tuhan. Dia ingin mengingatkan kita bahwa tidaklah mungkin bagi kita untuk menerima pengabulan doa jika kita masih menyimpan dendam di dalam hati kita pada waktu yang sama. Sikap tidak mau mengampuni akan menghambat saluran iman dan membuat kita tidak mampu melangkah maju. Dengan menyimpan dendam atau ganjalan terhadap seseorang, hidup kita akan terganggu, sulit maju bahkan menderita. Kalau itu saja sudah buruk, di hadapan Tuhan pun kita tidak berkenan.
Saya sangat sadar bahwa dalam kasus-kasus tertentu tidak mudah bagi kita untuk mengampuni seseorang. Mungkin hidup kita sudah hancur karena perbuatan mereka, mungkin kerugian sudah terlalu banyak, mungkin tidak akan bisa mengembalikan sesuatu yang terlanjur hilang dari hidup kita. Saya pun pernah mengalami hal itu. Tapi kita tetap harus sanggup melepasnya agar kita bisa melangkah maju. Kita perlu membebaskan diri kita dari belenggu dendam, mengampuni mereka yang bersalah kepada kita, agar kita bisa memerdekakan iman kita sepenuhnya.
Kemampuan kita mungkin terbatas untuk itu, tapi Roh Kudus akan memampukan kita untuk memberikan pengampunan dan memerdekakan iman kita selama kita mengijinkan Roh Allah tersebut bekerja dalam diri kita. Apabila diantara teman-teman ada yang masih menyimpan ganjalan, sakit hati atau dendam terhadap seseorang, masih memiliki ganjalan terhadap seseorang yang belum dibereskan, berdoalah hari ini dan ijinkan Roh Kudus bekerja untuk menguatkan kita hingga dapat mengampuni orang-orang itu dan dengan demikian iman anda pun bisa dimerdekakan. Buanglah sumbatan pada saluran iman anda, maka anda akan menyaksikan bagaimana hidup anda akan terasa begitu ringan dan kembali dipenuhi sukacita tanpa harus terganggu lagi oleh sakit hati, kebencian dan dendam.
-----------------------------------------------------------
Source: www.renunganharianonline.com