Rabu, 07 September 2016

Hati yang Lemah lembut

Hati yang Lemah Lembut (1)

Ayat bacaan: Matius 5:5
======================
"Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi." 

Menghadapi orang-orang yang sulit itu susahnya minta ampun. Ada yang sulit di atur, ada yang sulit di ajak kerja sama, ada yang sulit berkompromi saat berdiskusi, ada yang sikapnya tidak bersahabat atau malah provokatif. Ada yang sumbu kesabarannya pendek sehingga gampang meledak kalau terpancing sedikit saja. Ada yang bikin kacau dalam pertemuan dan membuat rapat tidak bisa berlangsung lancar. Pokoknya selalu ada saja orang-orang seperti ini yang menyusahkan hati. Masih lumayan kalau kita sedang tenang, tapi itu akan terasa dua-tiga kali lebih berat ketika kita sedang kelelahan, sibuk atau banyak pikiran. Pernahkah anda menghadapi situasi seperti ini? Saya rasa semua orang pernah sekali waktu. Kalau kita tidak hati-hati, kita bisa ikutan terpancing emosi dan itu tentu tidak baik buat kita maupun orang lain yang mungkin saja terkena dampaknya karena sedang ada di dekat kita. Marah mungkin wajar untuk batas tertentu dan sekali-kali. Tapi sangat penting bagi kita untuk tidak membiarkan amarah berkuasa atas diri kita. Hati tidak boleh dibiarkan panas dan tentu saja, hati tidak boleh dibiarkan keras. Kita harus sadar bahwa bukan saja kepala yang bisa keras, tapi hati juga sama, bisa keras seperti batu. Kalau kita membiarkan kondisi hati kita keras dan/atau panas, itu jelas bisa membuka kesempatan bagi iblis untuk menjerumuskan kita ke dalam berbagai kejahatan. Memiliki hati yang lembut akan membawa dampak yang positif baik dalam kehidupan di dunia ini maupun nanti setelah kita menyelesaikan masa ini.

Tuhan Yesus sudah mengingatkan kita agar memiliki hati yang lemah lembut. Dia berkata:"Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi." (Matius 5:5).

Peringatan Yesus ini hadir sebagai adalah satu dari rangkaian ucapan bahagia yang diucapkan Yesus di depan orang banyak dari atas bukit. Lemah lembut seperti apa yang Yesus maksudkan? Dalam versi bahasa Inggris kita membaca rincian yang lebih detail: "the mild, patient, long suffering""Lembut, sabar dan tabah". Orang yang memiliki sikap seperti inilah yang dikatakan Yesus akan memiliki bumi.These kind of people are those who would inherit the earth! Tuhan akan memberikan bumi kepada orang-orang sabar, tabah dan lemah lembut, bukan kepada orang yang pendek kesabarannya, cepat emosi, kasar, cepat mengeluh, lekas panas dan keras hatinya.

Tuhan sangat menganggap penting masalah kelembutan hati ini. Dalam Perjanjian Lama ada ayat yang menyatakan bahwa Musa itu memiliki kelembutan hati melebihi manusia lain di muka bumi. "Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi." (Bilangan 12:3).

Lembut hati bagaimana? Coba kita bayangkan apa yang menjadi tugasnya. Musa harus memimpin sebuah bangsa besar keluar dari perbudakan bangsa Mesir menuju tanah terjanji. Prosesnya berlangsung tidak tanggung-tanggung selama 40 tahun. Masih mending kalau bangsa yang dipimpin berisi orang-orang yang penurut dan tenang. Tapi bangsa Israel yang harus ia pimpin adalah bangsa yang dikatakan tegar tengkuk alias keras kepala. Bangsa Israel sudah mengalami berbagai bentuk mukjizat Tuhan, namun mereka tetaplah bangsa yang terus sulit berterimakasih. Ketimbang bersyukur atas berbagai campur tangan Tuhan yang melindungi mereka selama masa perjalanan, mereka lebih suka untuk terus bersungut-sungut, berkeluh kesah, protes, mengolok-olok, menyudutkan, menyindir, sinis dan sedikit-sedikit marah.

Semua itu dialami Musa terus menerus selama puluhan tahun. Bayangkan bagaimana lelahnya mental dan emosi Musa menghadapi sebuah bangsa yang harus ia pimpin sesuai dengan kehendak Tuhan. Mungkin kalau kita ada di posisi Musa, bisa bertahan seminggu saja sudah prestasi besar. Tapi Musa sanggup mengendalikan emosinya dan terus mengikuti apa yang diperintahkan Tuhan untuk ia perbuat.

Bagaimana agar kita tidak cepat keras dan panas hatinya? Ada sebuah tips diberikan Daud yang sangat baik untuk kita terapkan agar bisa menjadi orang yang panjang sabar. "Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak." (Mazmur 37:1-5).

Daud bilang:
- Jangan lekas marah dalam menghadapi orang-orang yang berbuat jahat
- Jangan iri kepada orang-orang yang suka berbuat curang
- Percayalah kepada Tuhan
- Terus fokus melakukan hal yang baik
- Perdulilah kepada tempat dimana kita ada
- Berlakulah setia
- Teruslah bersukacita bukan karena situasi dan kondisi tetapi karena Tuhan
- Serahkan hidup kepada Tuhan

Kalau ini yang kita lakukan, apapun yang kita hadapi, sesulit apapun situasi atau orang-orang yang kita hadapi, Tuhan akan memberikan apa yang kita inginkan dan Dia sendiri akan bertindak. Ini tips yang saya kira sangat baik untuk mencegah hati kita terkontaminasi oleh hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang percaya, termasuk di dalamnya perilaku-perilaku yang berlawanan dengan lemah lembut.

Selanjutnya Daud juga berkata "Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri." (ay 8-9). Rangkaian pesan Daud ini paralel dengan apa yang dikatakn Yesus di atas. Kemarahan tidaklah mendatangkan hal baik tapi bisa membawa orang untuk terjerumus pada kejahatan, yang pada akhirnya akan dilenyapkan. Tapi orang-orang yang taat menuruti Tuhan, menyerahkan semua kepada Tuhan akan mewarisi negeri.

Yakobus mengingatkan pula agar kita cepat untuk mendengar, tapi lambat untuk berkata-kata dan lambat untuk marah. (Yakobus 1:19). Mengapa demikian? "sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (ay 20).

Tidaklah mudah untuk bisa menahan diri saat menghadapi orang-orang atau situasi yang sulit, apalagi kalau kita juga sedang labil. Tapi itulah yang menjadi kehendak Tuhan dan yang berkenan di hadapannya. Mungkin untuk bisa menjadi figur Musa bisa jadi sulit, tapi tidak ada salahnya untuk mulai mencoba. Adakah di antara teman-teman yang sedang dalam tekanan dan emosi pada saat ini karena tengah berhadapan dengan orang-orang atau kondisi yang sulit? Redakanlah, dan tersenyumlah. Jangan biarkan sukacita anda dirampas, jangan buka celah bagi iblis untuk menghancurkan anda. Bergembiralah, tetap jaga kelembutan hati dan rasakanlah bahwa Tuhan itu sungguh baik.
--------------------------------------------------
Source: www.renunganharianonline.com