Ayat bacaan: Mazmur 75:7-8
==========================
"Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu,tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain."
Ada beberapa teman yang memprioritaskan mencari kerja yang ada jenjang karirnya. Menurut mereka sistem pekerjaan seperti ini menantang dan bisa memotivasi mereka untuk melakukan yang terbaik. Tipe pekerjaan memang macam-macam. Ada yang suka wiraswasta dan tidak peduli terhadap jenjang karir. Tapi tipe seperti inipun sesungguhnya menginginkan peningkatan dari usahanya. Apapun pekerjaannya, tidak ada orang yang tidak ingin meningkat. Dan peningkatan tentu baik, bahkan sejalan dengan keinginan Tuhan atas diri kita. Tetapi pertanyaannya, bagaimana caranya agar bisa naik?
Nah, disini kita menemukan masalah. Banyak orang hari ini yang hanya mengejar peningkatan lewat jalan-jalan yang serong. Semakin lama semakin banyak orang yang ingin cepat, lewat cara instan. Mementingkan hasil dan tidak lagi menganggap penting proses. Banyak yang percaya bahwa di jaman sekarang, bekerja sebaik mungkin dengan menghasilkan prestasi cemerlang saja tidaklah cukup, atau malah tidak penting sama sekali lagi. Ada banyak orang yang harus pakai 'pelicin' agar lajunya mantap meluncur dengan licin ke arah yang diinginkan. Kalau takut ketahuan dan ketangkap tangan, bisa lewat banyak cara lainnya seperti pemberian diputar lewat banyak tangan perantara misalnya. Kalau bukan lewat uang ya bisa juga lewat rajin memberi bingkisan di hari-hari besar dengan tujuan agar namanya diingat pimpinan. Atau ada juga yang rajin menjilat agar bisa naik. Dan berbagai cara lainnya.
Bagaimana kalau ada pesaing yang sama-sama memperebutkan jabatan yang sama? Saling sikut pun dihalalkan. Mau teman, mau lawan, semua sikat saja yang penting menang. Ada pula yang bahkan rela menggadaikan hak kesulungannya agar tidak terhambat untuk naik pangkat. Semua itu sudah dianggap sebagai hal yang lumrah untuk dilakukan di jaman sekarang, apalagi di negara-negara berkembang seperti negara kita.
Ada banyak orang berpikir bahwa itu terpaksa dilakukan. Kalau kita tidak melakukan, ya kita tidak akan bisa berhasil naik jabatan atau mengalami peningkatan. Take it or leave it, do or die. Kira-kira seperti itu pola pikir kebanyakan orang. Kenapa harus tabu? Bukankah itu memang sudah menjadi kebiasaan di mana-mana? Sebab kalau tidak demikian, lupakan saja soal mendapat promosi. Itu akan menjadi landasan untuk melakukan pembenaran atas perbuatan curang tersebut. Kita seringkali ikut kebiasaan dunia dan cenderung menyerah mengikutinya. Kita malah memilih untuk tidak mematuhi Tuhan dan menuruti cara serong dunia. Dan lama-lama percaya bahwa soal naik dan turun tidak ada urusannya dengan Tuhan.
Apa benar demikian? Apakah masalah mengalami peningkatan atau tidak itu sesungguhnya tergantung dari dunia, atau dari manusia lain dan bukan berasal dari Tuhan? Apakah benar tanpa berlaku curang kita tidak akan bisa mengalami peningkatan karir? Alkitab menyatakan sebaliknya. Kita diingatkan untuk tidak curang. Tanpa berlaku curang dan berkompromi dengan hal buruk yang sudah dianggap lumrah di dunia ini, kita tetap bisa mengalami peningkatan karir, dan saya bisa katakan itu akan terasa luar biasa indahnya jika itu berasal dari Tuhan.
Apakah ada ayat yang menyatakan hal ini? Tentu saja. Mari kita lihat salah satunya. Pemazmur mengatakannya seperti ini: "Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain." (Mazmur 75:7-8). Dalam bahasa Inggris Amplified-nya dikatakan"For not from the east nor from the west nor from the south come promotion and lifting up. But God is the Judge! He puts down one and lifts up another."
Inilah hal yang sering kita lupakan. Kita sering tergiur dengan jabatan dan mengira bahwa kita perlu mati-matian menghalalkan segala cara untuk memperolehnya. Kita lupa bahwa peningkatan yang sesungguhnya justru berasal dari Tuhan dan bukan dari manusia. Kita seringkali terburu nafsu untuk secepatnya menggapai sebuah jabatan, padahal Tuhan tidak
pernah menyarankan kita untuk terburu-buru. Ketekunan, kesabaran, keuletan, kesungguhan, itulah yang akan bernilai di mata Tuhan. Proses itu penting menurut Tuhan. Dan bukan dari kiri atau kanan, bukan dari mana-mana, tapi dari Tuhan. Kalau memang dari Tuhan, pada saatnya, sesuai takaran dan waktu Tuhan, kita pasti akan naik walau tanpa melakukan kecurangan-kecurangan yang jahat di mata Tuhan.
Pasti? Ya, pasti. Kenapa saya katakan pasti? Karena Alkitab jelas-jelas berkata bahwa apa yang diinginkan Tuhan untuk terjadi kepada anak-anakNya sesungguhnya bukanlah sesuatu yang kecil atau pas-pasan saja melainkan telah ditetapkan untuk menjadi kepala dan bukan ekor, terus naik dan bukan turun. Namun kita harus tahu bahwa untuk itu ada syarat yang ditetapkan Tuhan untuk kita lakukan dengan sungguh-sungguh terlebih dahulu. Itu tertulis dalam kitab Ulangan. "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya." (Ulangan 28:13-14).
Melakukan kecurangan-kecurangan demi kenaikan jabatan mungkin sepintas terlihat menjanjikan solusi cepat, namun ketika itu bukan berasal dari Tuhan, maka cepat atau lambat keruntuhan pun akan membuat semuanya sia-sia bahkan menghancurkan hidup pelaku, keluarganya hingga merugikan banyak orang. Lihatlah 'parade' banyak koruptor yang kehilangan gaya dan layu setelah vonis dijatuhkan. Benar, masih banyak juga yang tanpa rasa malu pamer senyuman di depan kamera. Mungkin karena mereka berpikir bisa tetap menyuap untuk bebas atau setidaknya bisa menjalani hukuman dengan lebih nyaman bak di hotel mewah. Tapi meski sikapnya seperti itu, pada suatu hari nanti di hadapan Tuhan tidak ada penyuapan atau apapun lagi yang bisa dibuat. Disanalah letak pertanggungjawaban sebenarnya. Tidak ada satupun kejahatan di muka bumi ini yang luput dari hukuman Tuhan, dengan alasan apapun. Di dunia ini semua bisa diusahakan lewat segala cara, tapi di hadapan Tuhan nanti tidak ada cara lagi yang bisa dipergunakan. Kalau begitu, buat apa harus melegalkan segala bentuk pelanggaran hanya untuk naik pangkat? Untuk apa mengorbankan sesuatu yang kekal hanya untuk mengejar sesuatu yang fana?
Apa yang dituntut dari kita sebenarnya hanyalah kesungguhan kita dalam bekerja. "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23). Melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya seperti untuk Tuhan, itu bagian kita. Masalah berkat, termasuk di dalamnya kenaikan pangkat atau jabatan, itu adalah bagian Tuhan. Mungkin tidak mudah untuk bisa tetap hidup lurus di tengah dunia yang bengkok, namun bukan berarti kita harus menyerah dan berkompromi. Justru Tuhan menjanjikan begitu banyak berkat jika kita mau mendengarkan firman Tuhan baik-baik dan melakukan dengan setia semua perintahNya tersebut, seperti yang diuraikan panjang lebar dalam Ulangan 28:1-14.
Kita harus berhati-hati agar jangan sampai masuk ke dalam jebakan dunia dengan segala permainan dan kecurangan yang ada di dalamnya. Kita bisa memaksakan kenaikan sesuai keinginan kita, tapi semua itu akan berakhir sia-sia dan menghancurkan hidup maupun janji keselamatan kita jika itu bukan berasal daripadaNya. Tuhan sudah menjanjikan bahwa kita akan terus meningkat. Tuhan menjanjikan kita sebagai kepala dan bukan ekor, tetap naik dan bukan turun, tetapi itu hanya berlaku jika kita mendengarkan dan melakukan firmanNya dengan setia, tidak menyimpang dan tidak menghambakan diri kepada hal lain apapun selain kepada Tuhan.
Jika anda memberikan kesungguhan secara penuh dalam pekerjaan, sekecil apapun itu, biar bagaimanapun, itu akan memberikan nilai tersendiri bagi tempat di mana anda bekerja. Mau perusahaannya berbasis kolusi mau tidak, mau di perusahaan sogok menyogok dihalalkan, perusahaan mana yang mau kehilangan pegawai terbaiknya? Dan perusahaan mana yang mau mengambil resiko menempatka npegawai yang tidak qualified di tempat yang penting?
Oleh karena itu, tetaplah bekerja dengan baik, tekun dan sepenuh hati, seakan-akan anda melakukannya untuk Tuhan, maka soal peningkatan hanyalah soal waktu saja. Tuhan sudah menetapkan kita untuk berada di posisi tinggi. Lakukan bagian kita, dan pada waktunya Tuhan akan mengerjakan bagianNya.
----------------------------------------------------
Source: www.renunganharianonline.com