Rabu, 09 September 2015

Renungan: Hidup di dunia redup

“Dengarkanlah baik-baik segala yang kuperintahkan kepadamu, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian untuk selama-lamanya, apabila engkau melakukan apa yang baik dan benar di mata TUHAN, Allahmu” (Ul 12:28).

Jaman sekarang sedang mengaburkan moralitas manusia. Orang-orang sedang dibawa pada hal-hal yang bersifat materi dan bergantung pada mentalitas persaingan. Mereka kurang peduli dengan lingkungan, karena sudah sibuk dengan diri sendiri dan kelompoknya. Kekayaan menjadi simbol kesuksesan mereka. Siapa yang kaya akan mendapat penghargaan yang lebih baik. Mereka lebih suka pada hal-hal yang bersifat seleberation, emosional dan berbau mistik. Mereka lebih mementingkan trend-trend dunia daripada Kebenaran Firman Allah. Semua itu terjadi karena mereka salah menghadapi tantangan hidup. Tanpa disadari, mereka sedang membawa diri mereka dalam dunia yang redup. Dunia yang tidak memiliki kepastian.
Kitab Ulangan ditulis ketika umat Israel berada pada keragu-raguan terhadap janji-janji Tuhan mengenai kesejahteraan hidup, karena mereka selalu diperhadapkan dengan berbagai macam tantangan hidup. Namun ternyata jawaban dari hal tersebut adalah ketika hidup selalu didasarkan pada kebenaran manusia (ay. 8). Sesungguhnya Tuhan sedang membawa orang percaya menuju pada kebahagiaan hidup di balik setiap tantangan yang dihadapinya (bnd. Yer 29:11). Melalui nats pokok renungan hari ini, ada tiga makna rohani berkenaan dengan “hidup di dunia redup”, yaitu: pertama, tantangan itu sedang melatih hidup agar tidak menuruti kehendak pribadi (ay. 1, 8). Kedua, tantangan itu memotivasi hidup agar selalu mengingat dan memandang janji Tuhan (ay. 2-4, 9-12). Dan ketiga, tantangan itu sedang membentuk kedisiplinan diri untuk mempersembahkan segala aspek kehidupan kepada Tuhan (ay. 5-6, 13-27). Ketika kita mempunyai pandangan seperti itu mengenai tantangan hidup, maka kita tidak akan seperti seorang yang tidak punya harapan yang selalu menangisi hidupnya, tetapi akan selalu bersukacita dan berkarya karena kita menyadari bahwa berkat Tuhan tidak akan pernah berhenti di tengah-tengah tantangan hidup yang kita alami (ay. 7, 28).

Renungkan:
Dunia yang penuh dengan tantangan adalah tempat yang Tuhan sediakan bagi orang percaya untuk mendewasakan imannya. Takutkah saudara terhadap tantangan?
Doakan:
Hamba Tuhan dan umat Tuhan yang saat ini sedang menghadapi tantangan agar Tuhan memberikan jalan keluar.