Rabu, 09 September 2015

DOKTER segala DOKTER

                                   “FirmanNya: “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mataNya, dan memasang telinga kepada perintah-perintahNya dan tetap mengikuti segala ketetapanNya,
maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpahkan kepada orang Mesir, sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau.” Yesaya 53:4 berkata, “Penyakit kitalah yang ditanggungNya…” Ayat ini dikutip kembali dalam Matius 8:17 dalam kaitan dalam pelayanan Yesus menyembuhkan orang sakit, baik yang sakit secara jasmani maupun secara rohani. Ketika Ia menanggung dosa-dosa kita, Ia juga menanggung penyakit dan kelemahan kita. Ilmu kedokteran memandang sebab musabab sakit-penyakit dari segi fisiologis (ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup) dan psikosomatis (suatu kelainan pada fisik yang penyebabnya lebih pada factor kejiwaan atau psikis, seperti ketegangan emosional). Alkitab memberikan sebab-musabab rohani sebagai masalah pokok, sebab-musabab dari dosa, dan sebab-musabab dari iblis. Tetapi bukan berarti ketika kita melihat orang sakit kita lalu menuding bahwa mereka sakit karena telah berbuat dosa, karena belum tentu benar demikian. Penyakit bisa terjadi pada siapa saja, baik kaya maupun miskin, baik tua maupun muda, baik orang berdosa maupun tidak berdosa, bahkan hamba Tuhan atau pendeta. Apabila yang sakit adalah seorang hamba Tuhan atau pendeta, mungkin kadang-kadang kita akan berpikir dalam hati, “Pendeta kok sakitr, apa habis bikin dosa ya?” Pendeta bisa sakit? Tentu saja bisa, bahkan jangankan sakit, matipun bisa.

Suatu penyakit bisa diderita salah satunya karena kecerobohan dan kesalahan yang kita buat sendiri. Sebagai contoh, kitab Imamat menjabarkan bagian-bagian tubuh hewan yang harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban bakaran. Antara lain adalah lemak yang menyelubungi dan melekat pada isi perut, buah pinggang (ginjal), hati, lemak pada ekor dan darah. Semua itu adalah korban bagi Tuhan, sedangkan dagingnya adalah hak kita. Tetapi pada kenyataannya manusia bertambah rakus, menu makanan mulai berkembang, semua bagian tubuh hewan mereka makan, sehingga akhirnya sering kita temukan orang yang menderita jantung, darah tinggi dan kolesterol.

Untuk dosa, Allah menyediakan pengampunan. Untuk kematian, Allah menyediakan kehidupan kekal dan kebangkitan. Sedangkan untuk penyakit, Allah menyediakan kesembuhan. Tuhan sanggup menyembuhkan segal sakit-penyakit, karena Dia adalah Allah penyembuh, Jehovah Rappah, Dia adalah Dokter dari segala dokter. Tetapi terkadang Dia mengizinkan kita menderita suatu penyakit, karena Dia memiliki rencana bagi hidup kita. Kalau orang dari agama lain bila sedang sakit atau tertimpa musibah biasa kita dengar berkata, “Ya ini cobaan dari Allah” atau “Ya, Allah sedang memberi kita cobaan”, maka tidak demikian halnya dengan Tuhan Allah kita. Tuhan Allah kita Yesus Kristus tidak memberi pencobaan, tetapi Dia mengizinkan pencobaan itu terjadi atas diri kita. “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun” (Yakobus 1:13 ). Dengan mengizinkan terjadinya pencobaan, misalnya sakit-penyakit mungkin Tuhan ingin kita lebih mengandalkanNya, lebih percaya kuasaNya, lebih sungguh-sungguh, dan ingin mengubah karakter kita. Sama seperti yang dialami oleh Paulus dalam Galatia 4:13 , penyakit yang dimaksud di sini bisa berupa sakit mata (baca Galatia 4:15 ) atau duri di dalam daging/tubuhnya (baca 2 Korintus 12:7). Duri dalam bahasa Yunani diterjemahkan “Pasak” sebab dirasakan Paulus bukan hanya seperti duri yang menusuk, melainkan lebih mirip pasak yang dipancangkan dan dibolak-balikkan di dalam dagingnya. Menurut beberapa tafsiran, penyakit yang diderita Rasul Paulus itu bisa malaria, ayan/epilepsy, sakit kepala hebat, atau rabun. Penyakit ini Tuhan izinkan diderita oleh Paulus supaya ia tidak tinggi hati dan lebih bergantung kepada Tuhan.

Sebelum i lmu kedokteran ditemukan dan berkembang seperti sekarang, jauh sebelumnya Tuhan sudah menjadi Dokter dari segala macam dokter spesialis, antara lain beberapa contohnya seperti yang dicatat dalam Alkitab berikut ini:



•  Dokter Sp. K K (Spesialis Kulit dan Kelamin)/ Dermatologi

“Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepadaNya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.' Lalu Yesus mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu dan berkata: Aku mau, jadilah engkau tahir.' Seketika itu juga tahirlah orang itu daripada kustanya" (Matius 8:1). Dahulu, penyakit kusta dianggap sebagai penyakit keturunan, penyakit karena kutuk, penyakit karena dosa, dan penyakit karena hukuman Tuhan, dan menurut hukum Taurat, orang yang menderita kusta harus dikucilkan. Penyakit kusta ditandai dengan bercak putih di sekujur tubuh dan terasa gatal, ini yang dialami oleh Miriam (baca Bilangan 12:1-10) dan Gehasi (baca 2 Raja-raja 5:20-27). Di zaman itu seorang kusta ada l ah dianggap orang yang paling kotor yang menyebabkan si penderita dikucilkan baik dari Allah maupun dari manusia. Mentahirkan penderita kusta berarti memulihkan orang dari dosa kepada persekutuan dengan Allah dan manusia. Orang kusta dalam Matius 8:1 tersebut memiliki iman bahwa dia pasti sembuh dengan jamahan kuasaNya, sedangkan Yesus tergerak hatiNya untuk menyembuhkan orang kusta itu. Alkitab mencatat seketika itu penyakit kustanya sembuh, tidak tunggu beberapa hari, beberapa minggu, atau beberapa bulan. Alkitab Perjanjian Lama juga mencatat satu orang yang mengalami sakit kulit yang parah karena serangan-iblis, orang itu adalah Ayub. Dalam Ayub 2 ditulis bahwa iblis menyerang Ayub dengan luka-luka di sekujur tubuh Ayub dari telapak kaki sampai kepala, lukanya berbau busuk dan sangat gatal sampai-sampai Ayub harus menggaruknya dengan kaca. Di akhir kitab Ayub dicatat bahwa Allah memulihkan keadaan Ayub. Keadaan di sini bukan hanya berbicara mengenai berkat secara materi tetapi juga berkat kesehatan bagi Ayub karena selama masa penderitaannya Ayub tetap setia kepada Tuhan.







•  Dokter Sp. ObsGin (Obstetri dan Ginekologi)/Spesialis Kebidanan dan Kandungan

"Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju dan mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubahNya. Karena katanya dalam hatinya: Asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh.' Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: 'Teguhkanlah hatimu, hai anakKu, imanmu telah menyelamatkan engkau.' Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu" (Matius 9:20-22). Tidak disebutkan mengapa wanita ini menderita sakit pendarahan, tetapi menurut ilmu kedokteran sakit pendarahan bisa disebabkan oleh macam-macam sebab penyakit antara lain kanker ovarium dan tumor kista. Jumbai jubah Yesus di sini berbicara mengenai iman yang sepenuhnya kepada Tuhan sehingga wanita tersebut tidak lagi mendengarkan kata hatinya atau apa yang dia rasakan saat itu, tetapi dia percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkannya meskipun selama dua belas tahun penderitaannya mungkin dia sudah ke bermacam-macam tabib untuk menyembuhkannya d an tidak ada satupun dari mereka yang berhasil. "Maka jumbai itu akan mengingatkan kamu, apabila kamu melihatnya, kepada segala pe ri ntah Tuhan, sehingga kamu melakukannya dan t idak lagi menuruti hatimu atau matamu sendiri, seperti biasa kamu berbuat dalam ketidaksetiaanmu terhadap Tuhan" (Bilangan 15:39). Dalam jabatanNya sebagai Dokter spesialis kandungan Tuhan juga menjamah d an membuka buah kandungan beberapa wanita dalam Alkitab yang mungkin bagi orang zaman sekarang sudah tidak ada lagi harapan untuk memiliki anak alias mandul. Wanita wanita tersebut antara lain Sarah (Kejadian i8:10-11), Rahel (Kejadian 30:23), Istri Manoah ibu Simson (Hakim-hakim 132-5), Hana (1 Samuel 1:1-20), dan Elisabet (Lukas 1:5-25). Tidak ada kata terlambat bagi Tuhan, meskipun bagi manusia sangatlah mustahil namun hanya Dialah yang sanggup membentuk buah pingang dan menenun janin dalam kandungan. "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku , menenun aku dalam kandungan ibuku" (Mazmur 139:13).



•  Dokter Sp. M (Spesialis Mata)

"Lalu Yesus berhenti dan memanggil mereka. Ia berkata: 'Apa yang kamu kehendaki supaya Aku penbuat bagimu?' Jawab mereka: Tuhan, supaya mata kami dapat melihat ' Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu la menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia (Matius 20:32-34). Tidak dicatat sebab-musabab kebutaan dua orang ini. Mereka bisa saja buta sejak lahir, atau bisa saja kebutaan mereka dikarenakan suatu penyakit yang mereka derita. Di zaman sekarang kebutaan bisa dikarenakan karena penyakit katarak, kecelakaan, gangguan komea, glaukoma (penyakit mata yang mengenai saraf mata), d an sebab lain. Hanya dengan jamahan Yesus kedua orang buta itu dapat melihat seketika itu juga, Tuhan mengganti ko rn ea mata mereka tanpa proses yang memakan waktu lama, hanya dengan iman mereka komea mata mereka telah diganti dengan yang baru. Markus 8:22-25 mencatat bagaimana Tuhan Yesus menyembuhkan mata seorang buta di Betsaida, dan juga di Markus 10:46-52 di mana Tuhan menyembuhkan mata seorang pengemis buta bernama Bartimeus anak Timeus.

•  Dokter Sp. THT (Spesialis Telinga-Hidung-Tenggorokan)

"Sedang kedua orange buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata" (Matius 9:32 -33a). "Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya la meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dad orang banyak, sehingga mereka sendirian, I a memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu la meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menari k nafas dan berkata kepadanya: 'Efata!', artinya: Terbukalah! Maka terbukalah t elinga orang itu dan seketika du terfepas pulalah pengikat lidahnya, talu ia berkata- kata dengan baik" ( Markus 7:32-35). Gangguan pada fungsi pendengaran dapat menyebabkan gangguan wicara. Bisu dan tuli bisa adalah cacat bawaan sejak lahir ataupun sakit karena infeksi. Tetapi ketika Yesus menjamah mereka, seketika itu mereka sembuh. Jika mereka hidup di zaman sekarang mungkin orang yang tuli tersebut sudah tidak lagi memertukan alat bantu dengar atau microphone yang dilengkapi speech processor yang harus dibawa kemana-mana. Oleo kuasa Tuhan, semua organ tetinganya baik gendang telinga, rumah siput, atau apapun yang membuatnya tuli sudah sembuh. Sedangkan yang bisu tidak lagi perlu terapi bicara. Pita suara, tali pengikat lidah, dan organ-organ yang membuatnya bisu sudah disembuhkan juga.

•  Dokter Sp. Saraf (Neurologi)

"Di situ ada searing yang mati sebelah Tanganyika. Lalu kata Yesus kepada orang itu: Ulurkanlah tanganmu!' Dan ia mengulurkan tangannya, maka pulihlah tangannya itu, dan menjadi sehat seperti tangannya yang lain" (Matius 12:10a, 13). Jika dilihat dari penyakitnya, orang ini bisa jadi terkena stroke. Secara umum stroke terjadi akibat sumbatan pada salah satu pembuluh darah otak di sisi kanan, dan akibat yang timbul antara lain adanya rasa lemah atau mati rasa mendadak pada wajah, lengan dan kaki. Ciri lainnya suara parau, lidah kelu sehingga bicara menjadi tidak jelas, dan lain sebagainya. Orang ini tentu tidak bisa memohon kepada Tuhan Yesus untuk disembuhkan, karena bisa dipastikan dia tidak bisa berbicara dengan jelas, sehingga orang-orang di situlah yang memberitahu Yesus. Yesus hanya memintanya mengulurkan tangannya, seketika itu sembuhlah orang itu. Orang ini tidak perlu mengikuti terapi apapun, hanya dengan mengulurkan tangannya kepada Yesus semua sistem syaraf yang membuat tangannya mati sebetah menjadi sembuh seketika itu juga.

•  Dokter Sp. BO (Bedah Orthopedi)/Spesialis Bedah Tulang

"Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai punggungnya dan fidak dapaf berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat perempuan itu, !a memanggil dia dan berkata: Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.' Lalu la meletakkan tanganNya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdinlah perempuan itu, dan memuliakan Allah" (Lukas 13:10-13). Di jaman modem ini bungkuk bisa dikarenakan oleh sebab Osteoporosis, kurangnya kalsium di dalam tubuh, atau karena Scoliosis (kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan tulang punggung yang bengkok). Menurut data, orang yang menderita Scoliosis rongga dadanya menjadi sempit dan paru-parunya tertekan. Mungkin sama halnya dengan yang dialami wanita yang bungkuk selama delapan belas tahun ini, tetapi wanita ini bungkuk karena dirasuk roh jahat, iblis mengikat d an membelenggunya dengan penyakit. Ketika dia datang kepada Tuhan Yesus, Yesus membebaskannya dari kuasa roh jahat yang membelenggunya. Iblis bisa memperbudak kita dengan segala mar-am sakit penyakit, karena sifatnya hanya merusak d an membinasakan, sama seperti yang dilakukan terhadap Ayub. Tetapi Allah kita adalah Allah yang menyembuhkan, clan bahkan tidak ada kata terlambat. Meski perempuan itu sudah sakit delapan belas tahun lamanya, yang mungkin menurut akal manusia sudah terlalu lama dan sulit sembuh, tapi di dalam nama Tuhan bungkuk itu tidak berarti apa-apa d an dengan mudah sekali bisa disembuhkan.

•  Dokter Sp. RM (Spesialis Rehabilitasi Medik)

"Ketika Yesus masuk ke Kapemaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepadanya: Tuan, hambaku t erbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.' Yesus berkata kepadanya: 'Aku akan datang menyembuhkannya.' Tetapi jawab perwira itu kepadaNya: 'Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.' Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: 'Pulanglah dan jadilah kepadamu sepe rt i yang engkau pe rc aya.' Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya" (Matius 8:5-8, 13). Lumpuh bisa disebabkan karena penyakit polio, stroke, rusaknya fungsi otak karena virus atau sebab-sebab lain. Namun hanya dengan iman tuannya, hamba perwira ini Yesus sembuhkan. Yesus tidak perlu susah-susah datang d an menjamahnya, di sini kita bisa melihat bahwa Tuhan tidak menuntut banyak d an muluk-muluk dari kita untuk mendemonstrasikan kuasa mujizatNya, Dia hanya mau kita percaya dengan tidak ragu-ragu. Di sini kita juga bisa melihat bagaimana kuasa Tuhan tidak dibatasi ruang d an jarak, tanpa Dia datang pun Dia bisa menyembuhkan penyakit hamba perwira tersebut.

Contoh-contoh di atas hanyalah sebagian kecil contoh betapa besa rn ya kuasa Tuhan Allah kita Yesus Kristus dalam penyembuhan. Tidak cukup sampai di situ, Alkitab juga mencatat dalam Matius 15:29-31 bahwa Yesus menyembuhkan banyak orang sakit. Tetapi janganlah karena ayat ini kita mengambil sikap ekstrim sehingga tidak mau ke dokter at au diperiksa dokter karena kita percaya Tuhan pasti menyembuhkan kita. Beberapa tah un ya ng lalu ketika saya mengunjungi dokter kandungan saya untuk memeriksakan kandungan saya, ada seorang ibu yang mengalami penyakit yang cukup serius pada kandungannya. Dalam kandungannya terdapat kista sehingga dokter menyarankan ibu ini untuk operasi. Tetapi ibu ini berkata, "Saya ikut KKR Kesembuhan Ilahi dulu, jika kista saya masih ada maka saya akan menjalani operasi, jika kista saya hilang maka saya tidak jadi operasi." Dokter kandungan saya yang kebetulan juga seorang hamba Tuhan ini dengan tenang berkata, "Ibu, jangan salah mengartikan kuasa Tuhan, karena Tuhan juga bisa menyembuhkan kita melalui tangan dokter." Yesus tidak pemah menentang obat d an dokter karena Dia bisa memakai keduanya sebagai perantara kesembuhanNya. "Yesus mendengamya dan berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit' (Matius 9:12). Para dokter bisa dipandang sebagai karunia Allah kepada kita, sebagai sarana yang melalui mereka Allah memberi kesembuhan dan pemulihan. Pada saat yang sama, iman dan kepercayaan kita haruslah kepada Allah, bukan kepada dokter atau obat-obatan. Doa yang kita naikkan akan menembus segala kemustahilan dan ketidakmungkinan, iman yang kita pegang teguh akan menggapai mujizatNya. Allah kadang-kadang mengizinkan kita mengalami penderitaan di mana kita merasa tidak mampu dan tidak sanggup menghadapi supaya kita datang kepadaNya, supaya kita dapat melihat mujizat dan kemenangan di balik penderitaan yang kita alami. Di atas kayu salib Dia memikul kelemahan kita, juga menanggung penyakit kita, dan merampungkan kesembuhan yang sempuma bagi kita. "Hal ini terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: 'Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.' (Matius 8:17). Kiranya khotbah ini boleh membawa manfaat bagi kita, memperkuat keyakinan dan iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus, Dokter atas segala dokter, dan bolehlah kita yang sakit beroleh mujizat dan kesembuhan. Tuhan memberkati. Amin. 



 ( Oleh : Lenny Sifera Neman, S.T. )

sumber:  ARTIKEL MP GPPS