“FirmanNya: “Jika kamu sungguh-sungguh
mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di
mataNya, dan memasang telinga kepada perintah-perintahNya dan tetap
mengikuti segala ketetapanNya,
maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit
manapun, yang telah Kutimpahkan kepada orang Mesir, sebab Aku Tuhanlah
yang menyembuhkan engkau.” Yesaya 53:4 berkata, “Penyakit kitalah yang
ditanggungNya…” Ayat ini dikutip kembali dalam Matius 8:17 dalam kaitan
dalam pelayanan Yesus menyembuhkan orang sakit, baik yang sakit secara
jasmani maupun secara rohani. Ketika Ia menanggung dosa-dosa kita, Ia
juga menanggung penyakit dan kelemahan kita. Ilmu kedokteran memandang
sebab musabab sakit-penyakit dari segi fisiologis (ilmu yang mempelajari
fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup) dan
psikosomatis (suatu kelainan pada fisik yang penyebabnya lebih pada
factor kejiwaan atau psikis, seperti ketegangan emosional). Alkitab
memberikan sebab-musabab rohani sebagai masalah pokok, sebab-musabab
dari dosa, dan sebab-musabab dari iblis. Tetapi bukan berarti ketika
kita melihat orang sakit kita lalu menuding bahwa mereka sakit karena
telah berbuat dosa, karena belum tentu benar demikian. Penyakit bisa
terjadi pada siapa saja, baik kaya maupun miskin, baik tua maupun muda,
baik orang berdosa maupun tidak berdosa, bahkan hamba Tuhan atau
pendeta. Apabila yang sakit adalah seorang hamba Tuhan atau pendeta,
mungkin kadang-kadang kita akan berpikir dalam hati, “Pendeta kok
sakitr, apa habis bikin dosa ya?” Pendeta bisa sakit? Tentu saja bisa,
bahkan jangankan sakit, matipun bisa.
Suatu penyakit bisa
diderita salah satunya karena kecerobohan dan kesalahan yang kita buat
sendiri. Sebagai contoh, kitab Imamat menjabarkan bagian-bagian tubuh
hewan yang harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban bakaran.
Antara lain adalah lemak yang menyelubungi dan melekat pada isi perut,
buah pinggang (ginjal), hati, lemak pada ekor dan darah. Semua itu
adalah korban bagi Tuhan, sedangkan dagingnya adalah hak kita. Tetapi
pada kenyataannya manusia bertambah rakus, menu makanan mulai
berkembang, semua bagian tubuh hewan mereka makan, sehingga akhirnya
sering kita temukan orang yang menderita jantung, darah tinggi dan
kolesterol.
Untuk dosa, Allah menyediakan pengampunan. Untuk
kematian, Allah menyediakan kehidupan kekal dan kebangkitan. Sedangkan
untuk penyakit, Allah menyediakan kesembuhan. Tuhan sanggup menyembuhkan
segal sakit-penyakit, karena Dia adalah Allah penyembuh, Jehovah
Rappah, Dia adalah Dokter dari segala dokter. Tetapi terkadang Dia
mengizinkan kita menderita suatu penyakit, karena Dia memiliki rencana
bagi hidup kita. Kalau orang dari agama lain bila sedang sakit atau
tertimpa musibah biasa kita dengar berkata, “Ya ini cobaan dari Allah”
atau “Ya, Allah sedang memberi kita cobaan”, maka tidak demikian halnya
dengan Tuhan Allah kita. Tuhan Allah kita Yesus Kristus tidak memberi
pencobaan, tetapi Dia mengizinkan pencobaan itu terjadi atas diri kita.
“Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang
dari Allah!” sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia
sendiri tidak mencobai siapapun” (Yakobus 1:13 ). Dengan mengizinkan
terjadinya pencobaan, misalnya sakit-penyakit mungkin Tuhan ingin kita
lebih mengandalkanNya, lebih percaya kuasaNya, lebih sungguh-sungguh,
dan ingin mengubah karakter kita. Sama seperti yang dialami oleh Paulus
dalam Galatia 4:13 , penyakit yang dimaksud di sini bisa berupa sakit
mata (baca Galatia 4:15 ) atau duri di dalam daging/tubuhnya (baca 2
Korintus 12:7). Duri dalam bahasa Yunani diterjemahkan “Pasak” sebab
dirasakan Paulus bukan hanya seperti duri yang menusuk, melainkan lebih
mirip pasak yang dipancangkan dan dibolak-balikkan di dalam dagingnya.
Menurut beberapa tafsiran, penyakit yang diderita Rasul Paulus itu bisa
malaria, ayan/epilepsy, sakit kepala hebat, atau rabun. Penyakit ini
Tuhan izinkan diderita oleh Paulus supaya ia tidak tinggi hati dan lebih
bergantung kepada Tuhan.
Sebelum i lmu kedokteran ditemukan
dan berkembang seperti sekarang, jauh sebelumnya Tuhan sudah menjadi
Dokter dari segala macam dokter spesialis, antara lain beberapa
contohnya seperti yang dicatat dalam Alkitab berikut ini:
• Dokter Sp. K K (Spesialis Kulit dan Kelamin)/ Dermatologi
“Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepadaNya, lalu sujud
menyembah Dia dan berkata: Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan
aku.' Lalu Yesus mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu dan berkata:
Aku mau, jadilah engkau tahir.' Seketika itu juga tahirlah orang itu
daripada kustanya" (Matius 8:1). Dahulu, penyakit kusta dianggap sebagai
penyakit keturunan, penyakit karena kutuk, penyakit karena dosa, dan
penyakit karena hukuman Tuhan, dan menurut hukum Taurat, orang yang
menderita kusta harus dikucilkan. Penyakit kusta ditandai dengan bercak
putih di sekujur tubuh dan terasa gatal, ini yang dialami oleh Miriam
(baca Bilangan 12:1-10) dan Gehasi (baca 2 Raja-raja 5:20-27). Di zaman
itu seorang kusta ada l ah dianggap orang yang paling kotor yang
menyebabkan si penderita dikucilkan baik dari Allah maupun dari manusia.
Mentahirkan penderita kusta berarti memulihkan orang dari dosa kepada
persekutuan dengan Allah dan manusia. Orang kusta dalam Matius 8:1
tersebut memiliki iman bahwa dia pasti sembuh dengan jamahan kuasaNya,
sedangkan Yesus tergerak hatiNya untuk menyembuhkan orang kusta itu.
Alkitab mencatat seketika itu penyakit kustanya sembuh, tidak tunggu
beberapa hari, beberapa minggu, atau beberapa bulan. Alkitab Perjanjian
Lama juga mencatat satu orang yang mengalami sakit kulit yang parah
karena serangan-iblis, orang itu adalah Ayub. Dalam Ayub 2 ditulis bahwa
iblis menyerang Ayub dengan luka-luka di sekujur tubuh Ayub dari
telapak kaki sampai kepala, lukanya berbau busuk dan sangat gatal
sampai-sampai Ayub harus menggaruknya dengan kaca. Di akhir kitab Ayub
dicatat bahwa Allah memulihkan keadaan Ayub. Keadaan di sini bukan hanya
berbicara mengenai berkat secara materi tetapi juga berkat kesehatan
bagi Ayub karena selama masa penderitaannya Ayub tetap setia kepada
Tuhan.
• Dokter Sp. ObsGin (Obstetri dan Ginekologi)/Spesialis Kebidanan dan Kandungan
"Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya
menderita pendarahan maju dan mendekati Yesus dari belakang dan menjamah
jumbai jubahNya. Karena katanya dalam hatinya: Asal kujamah saja
jubahNya, aku akan sembuh.' Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia
serta berkata: 'Teguhkanlah hatimu, hai anakKu, imanmu telah
menyelamatkan engkau.' Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu"
(Matius 9:20-22). Tidak disebutkan mengapa wanita ini menderita sakit
pendarahan, tetapi menurut ilmu kedokteran sakit pendarahan bisa
disebabkan oleh macam-macam sebab penyakit antara lain kanker ovarium
dan tumor kista. Jumbai jubah Yesus di sini berbicara mengenai iman yang
sepenuhnya kepada Tuhan sehingga wanita tersebut tidak lagi
mendengarkan kata hatinya atau apa yang dia rasakan saat itu, tetapi dia
percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkannya meskipun selama dua belas
tahun penderitaannya mungkin dia sudah ke bermacam-macam tabib untuk
menyembuhkannya d an tidak ada satupun dari mereka yang berhasil. "Maka
jumbai itu akan mengingatkan kamu, apabila kamu melihatnya, kepada
segala pe ri ntah Tuhan, sehingga kamu melakukannya dan t idak lagi
menuruti hatimu atau matamu sendiri, seperti biasa kamu berbuat dalam
ketidaksetiaanmu terhadap Tuhan" (Bilangan 15:39). Dalam jabatanNya
sebagai Dokter spesialis kandungan Tuhan juga menjamah d an membuka buah
kandungan beberapa wanita dalam Alkitab yang mungkin bagi orang zaman
sekarang sudah tidak ada lagi harapan untuk memiliki anak alias mandul.
Wanita wanita tersebut antara lain Sarah (Kejadian i8:10-11), Rahel
(Kejadian 30:23), Istri Manoah ibu Simson (Hakim-hakim 132-5), Hana (1
Samuel 1:1-20), dan Elisabet (Lukas 1:5-25). Tidak ada kata terlambat
bagi Tuhan, meskipun bagi manusia sangatlah mustahil namun hanya Dialah
yang sanggup membentuk buah pingang dan menenun janin dalam kandungan.
"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku , menenun aku dalam
kandungan ibuku" (Mazmur 139:13).
• Dokter Sp. M (Spesialis Mata)
"Lalu Yesus berhenti dan memanggil mereka. Ia berkata: 'Apa yang kamu
kehendaki supaya Aku penbuat bagimu?' Jawab mereka: Tuhan, supaya mata
kami dapat melihat ' Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan,
lalu la menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu
mengikuti Dia (Matius 20:32-34). Tidak dicatat sebab-musabab kebutaan
dua orang ini. Mereka bisa saja buta sejak lahir, atau bisa saja
kebutaan mereka dikarenakan suatu penyakit yang mereka derita. Di zaman
sekarang kebutaan bisa dikarenakan karena penyakit katarak, kecelakaan,
gangguan komea, glaukoma (penyakit mata yang mengenai saraf mata), d an
sebab lain. Hanya dengan jamahan Yesus kedua orang buta itu dapat
melihat seketika itu juga, Tuhan mengganti ko rn ea mata mereka tanpa
proses yang memakan waktu lama, hanya dengan iman mereka komea mata
mereka telah diganti dengan yang baru. Markus 8:22-25 mencatat bagaimana
Tuhan Yesus menyembuhkan mata seorang buta di Betsaida, dan juga di
Markus 10:46-52 di mana Tuhan menyembuhkan mata seorang pengemis buta
bernama Bartimeus anak Timeus.
• Dokter Sp. THT (Spesialis Telinga-Hidung-Tenggorokan)
"Sedang kedua orange buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang
bisu yang kerasukan setan. Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang
bisu itu berkata-kata" (Matius 9:32 -33a). "Di situ orang membawa
kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya,
supaya la meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus
memisahkan dia dad orang banyak, sehingga mereka sendirian, I a
memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu la meludah dan meraba
lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menari k
nafas dan berkata kepadanya: 'Efata!', artinya: Terbukalah! Maka
terbukalah t elinga orang itu dan seketika du terfepas pulalah pengikat
lidahnya, talu ia berkata- kata dengan baik" ( Markus 7:32-35). Gangguan
pada fungsi pendengaran dapat menyebabkan gangguan wicara. Bisu dan
tuli bisa adalah cacat bawaan sejak lahir ataupun sakit karena infeksi.
Tetapi ketika Yesus menjamah mereka, seketika itu mereka sembuh. Jika
mereka hidup di zaman sekarang mungkin orang yang tuli tersebut sudah
tidak lagi memertukan alat bantu dengar atau microphone yang dilengkapi
speech processor yang harus dibawa kemana-mana. Oleo kuasa Tuhan, semua
organ tetinganya baik gendang telinga, rumah siput, atau apapun yang
membuatnya tuli sudah sembuh. Sedangkan yang bisu tidak lagi perlu
terapi bicara. Pita suara, tali pengikat lidah, dan organ-organ yang
membuatnya bisu sudah disembuhkan juga.
• Dokter Sp. Saraf (Neurologi)
"Di situ ada searing yang mati sebelah Tanganyika. Lalu kata Yesus
kepada orang itu: Ulurkanlah tanganmu!' Dan ia mengulurkan tangannya,
maka pulihlah tangannya itu, dan menjadi sehat seperti tangannya yang
lain" (Matius 12:10a, 13). Jika dilihat dari penyakitnya, orang ini bisa
jadi terkena stroke. Secara umum stroke terjadi akibat sumbatan pada
salah satu pembuluh darah otak di sisi kanan, dan akibat yang timbul
antara lain adanya rasa lemah atau mati rasa mendadak pada wajah, lengan
dan kaki. Ciri lainnya suara parau, lidah kelu sehingga bicara menjadi
tidak jelas, dan lain sebagainya. Orang ini tentu tidak bisa memohon
kepada Tuhan Yesus untuk disembuhkan, karena bisa dipastikan dia tidak
bisa berbicara dengan jelas, sehingga orang-orang di situlah yang
memberitahu Yesus. Yesus hanya memintanya mengulurkan tangannya,
seketika itu sembuhlah orang itu. Orang ini tidak perlu mengikuti terapi
apapun, hanya dengan mengulurkan tangannya kepada Yesus semua sistem
syaraf yang membuat tangannya mati sebetah menjadi sembuh seketika itu
juga.
• Dokter Sp. BO (Bedah Orthopedi)/Spesialis Bedah Tulang
"Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk
roh sehingga ia sakit sampai punggungnya dan fidak dapaf berdiri lagi
dengan tegak. Ketika Yesus melihat perempuan itu, !a memanggil dia dan
berkata: Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.' Lalu la meletakkan tanganNya
atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdinlah perempuan itu, dan
memuliakan Allah" (Lukas 13:10-13). Di jaman modem ini bungkuk bisa
dikarenakan oleh sebab Osteoporosis, kurangnya kalsium di dalam tubuh,
atau karena Scoliosis (kelainan pada tulang belakang yang ditandai
dengan tulang punggung yang bengkok). Menurut data, orang yang menderita
Scoliosis rongga dadanya menjadi sempit dan paru-parunya tertekan.
Mungkin sama halnya dengan yang dialami wanita yang bungkuk selama
delapan belas tahun ini, tetapi wanita ini bungkuk karena dirasuk roh
jahat, iblis mengikat d an membelenggunya dengan penyakit. Ketika dia
datang kepada Tuhan Yesus, Yesus membebaskannya dari kuasa roh jahat
yang membelenggunya. Iblis bisa memperbudak kita dengan segala mar-am
sakit penyakit, karena sifatnya hanya merusak d an membinasakan, sama
seperti yang dilakukan terhadap Ayub. Tetapi Allah kita adalah Allah
yang menyembuhkan, clan bahkan tidak ada kata terlambat. Meski perempuan
itu sudah sakit delapan belas tahun lamanya, yang mungkin menurut akal
manusia sudah terlalu lama dan sulit sembuh, tapi di dalam nama Tuhan
bungkuk itu tidak berarti apa-apa d an dengan mudah sekali bisa
disembuhkan.
• Dokter Sp. RM (Spesialis Rehabilitasi Medik)
"Ketika Yesus masuk ke Kapemaum, datanglah seorang perwira mendapatkan
Dia dan memohon kepadanya: Tuan, hambaku t erbaring di rumah karena
sakit lumpuh dan ia sangat menderita.' Yesus berkata kepadanya: 'Aku
akan datang menyembuhkannya.' Tetapi jawab perwira itu kepadaNya: 'Tuan,
aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah
kata, maka hambaku itu akan sembuh.' Lalu Yesus berkata kepada perwira
itu: 'Pulanglah dan jadilah kepadamu sepe rt i yang engkau pe rc aya.'
Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya" (Matius 8:5-8, 13). Lumpuh
bisa disebabkan karena penyakit polio, stroke, rusaknya fungsi otak
karena virus atau sebab-sebab lain. Namun hanya dengan iman tuannya,
hamba perwira ini Yesus sembuhkan. Yesus tidak perlu susah-susah datang d
an menjamahnya, di sini kita bisa melihat bahwa Tuhan tidak menuntut
banyak d an muluk-muluk dari kita untuk mendemonstrasikan kuasa
mujizatNya, Dia hanya mau kita percaya dengan tidak ragu-ragu. Di sini
kita juga bisa melihat bagaimana kuasa Tuhan tidak dibatasi ruang d an
jarak, tanpa Dia datang pun Dia bisa menyembuhkan penyakit hamba perwira
tersebut.
Contoh-contoh di atas hanyalah sebagian kecil contoh
betapa besa rn ya kuasa Tuhan Allah kita Yesus Kristus dalam
penyembuhan. Tidak cukup sampai di situ, Alkitab juga mencatat dalam
Matius 15:29-31 bahwa Yesus menyembuhkan banyak orang sakit. Tetapi
janganlah karena ayat ini kita mengambil sikap ekstrim sehingga tidak
mau ke dokter at au diperiksa dokter karena kita percaya Tuhan pasti
menyembuhkan kita. Beberapa tah un ya ng lalu ketika saya mengunjungi
dokter kandungan saya untuk memeriksakan kandungan saya, ada seorang ibu
yang mengalami penyakit yang cukup serius pada kandungannya. Dalam
kandungannya terdapat kista sehingga dokter menyarankan ibu ini untuk
operasi. Tetapi ibu ini berkata, "Saya ikut KKR Kesembuhan Ilahi dulu,
jika kista saya masih ada maka saya akan menjalani operasi, jika kista
saya hilang maka saya tidak jadi operasi." Dokter kandungan saya yang
kebetulan juga seorang hamba Tuhan ini dengan tenang berkata, "Ibu,
jangan salah mengartikan kuasa Tuhan, karena Tuhan juga bisa
menyembuhkan kita melalui tangan dokter." Yesus tidak pemah menentang
obat d an dokter karena Dia bisa memakai keduanya sebagai perantara
kesembuhanNya. "Yesus mendengamya dan berkata, "Bukan orang sehat yang
memerlukan tabib, tetapi orang sakit' (Matius 9:12). Para dokter bisa
dipandang sebagai karunia Allah kepada kita, sebagai sarana yang melalui
mereka Allah memberi kesembuhan dan pemulihan. Pada saat yang sama,
iman dan kepercayaan kita haruslah kepada Allah, bukan kepada dokter
atau obat-obatan. Doa yang kita naikkan akan menembus segala
kemustahilan dan ketidakmungkinan, iman yang kita pegang teguh akan
menggapai mujizatNya. Allah kadang-kadang mengizinkan kita mengalami
penderitaan di mana kita merasa tidak mampu dan tidak sanggup menghadapi
supaya kita datang kepadaNya, supaya kita dapat melihat mujizat dan
kemenangan di balik penderitaan yang kita alami. Di atas kayu salib Dia
memikul kelemahan kita, juga menanggung penyakit kita, dan merampungkan
kesembuhan yang sempuma bagi kita. "Hal ini terjadi supaya genaplah
firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: 'Dialah yang memikul kelemahan
kita dan menanggung penyakit kita.' (Matius 8:17). Kiranya khotbah ini
boleh membawa manfaat bagi kita, memperkuat keyakinan dan iman kita
kepada Tuhan Yesus Kristus, Dokter atas segala dokter, dan bolehlah kita
yang sakit beroleh mujizat dan kesembuhan. Tuhan memberkati. Amin.
( Oleh : Lenny Sifera Neman, S.T. )
sumber: ARTIKEL MP GPPS