Kamis, 26 Mei 2016

Dosa-dosa ke-Senioran. --> oleh: Pdt. R. F. Martino

Semakin kita merasa diri senior, semakin kita perlu bertobat! (r.f.martino)

PENDAHULUAN

1. Pengertian tentang senior (setelah melaluia pergumulan yang berkepanjangan, barulah seseorang dianggap senior. Berarti untuk mencapai kesenioran tidaklah mudah).

2. Pengertian tentang merasa diri senior.
    a. Merasa diri lebiha dahulu.
    b. Merasa lebih tua.
    c. Merasa diri lebih berpengalaman.
    d. Merasa diri lebih tahu.
    e. Merasa diri lebih tinggi tingkatnya.
    f. Dan sebagainya.

3. Kapan mulainya kesenioran:
   a. Ketika seseorang mulai diberi jabatan untuk suatu kepercayaan, berarti orang
       tersebut diberi tanggung jawab untuk melaksanakan kepercayaan yang diberikan
       kepadanya.
   b. Ketika seseorang mulai "menikmati" jabatannya, da tidak menjadikannya sebagai
       tanggung jawab yang harus dilaksanakan, maka secara alamiah orang tersebut
       mulai memasuki zona kesenioran.
   c. Di zona kesenioran, seseorang menikmati: memerintah, dilayani, dihormati,
       disanjung dan lain lain.
   d. Zona kesenioran tidak selamanya diukur dari usia maupun waktu, tetapi juga bagi
       setiap orang yang "merasa diri"  senior, berarti meng-seniorkan dirinya, dan juga
       diseniorkan. Ini lebih berbahaya lagi.
   e. Ketika seseorang mulai masuk zona kesenioran, saat itu juga iblis menjadikannya
       target operasi, karena dianggap orang pilihan (Mat.24:24)

I. TUHAN YESUS SANGAT MENGECAN DOSA-DOSA KESENIORAN (Mat.23:1-33).

    1. Mengajar orang melakukan Firman tetapi sendiri tidak melakukan. ay. 3
         (Kredibilitas tercemar).
    2. Membuat peraturan-peraturan yang membebani orang lain, tetapi sendiri tidak mau
       melakukan, ay. 4.
   3. Suka mengelabui orang dengan jubah pelayanan. ay. 5.
   4. Suka dihormati dan menerima penghormatan. ay. 7-8.
   5. Dengan keseniorannya mencemari orang lain untuk kepentingannya. ay. 15.
   6. Suka membuat kebijakan-kebijakan yang melanggar Firman Tuhan. ay. 16-22.
   7. Tumpulnya kepekaan atas realita hidup dan pelayanan. ay. 23.
   8. Hanyya mau mengoreksi dan mengeritik orang lain, tetapi diri sendiri tidak dapat
       menerima koreksi apalagi kritikan. ay. 24.
   9. Sarat dengan kemunafikan. ay. 25-33.
  10. Dan lain-lain.

II. BERBAGAI DOSA KESENIORAN

   A. Selalu ingin dihormati setiap saat dan dimanapun berada (kesombongan).
    B. Selalu ingin dilayani, sebab sudah terbiasa dilayani.
    C. Sulit untuk mengkui kelemahan dan kesalahan, sehingga lama kelamaan berohong
         baginya bukanlah dosa (integritas tercemar).
    D. Harga diri lebih penting dari pada langkah pertobatan (kasus yang terungkap).
    E. Status jabatan sudah menjadi status diri, sehingga lebih berharga dari pada kebenaran
         Firman.
    F. Tidak mau direpotkan. (lumpuhnya kreatifitas, dan kapabilitas yang seharusnya
         dikembangkan).
    G. Merasa hina untuk belajar dari orang lain.
    H. Menyimpan banyak dosa-dosa rahasia. (Kemunafikan).
     I. Sering melemparkan kesalahan kepada bawahan.
     J. Berbohong baginya bukan dosa.

III. DOSA KESENIORAN TIDAK BOLEH DIREMEHKAN

    A. Sebab bisa terjadi pada siapa saja.
     B.  Sebab terjadi secara alamiah tanpa disadari.
     C. Apalagi dipelihara dan terus dipertahankan.
     D. Sebab pada akhirnya ditolak Tuhan.

IV. DOSA KESENIORAN TIDAK BOLEH DIBIARKAN

     A. Harus ada pertobatan!
     B. Berhenti melakukan dosa-dosa kesenioran.
     C. Tetap memiliki hati hamba.

--- disadur dari: buku diktat PASCA GEMBALA 2015 ---

#RendahHati #janganSombong #dosaKesenioran #merasaSenior




Kamis, 19 Mei 2016

DIA menjaga hidup kita

--- DIA menjaga hidup kita ---

Baca:  Yesaya 49:8-26

"Maka engkau akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, dan bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Aku tidak akan mendapat malu."  Yesaya 49:23b

Ayat nas menyatakan bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan tidak akan mendapat malu.  Ini menunjukkan betapa Tuhan sangat mengasihi dan memperhatikan umatNya, sampai-sampai Dia menarik kita ke dalam penantian akan Dia melalui sebuah pernyataan yang meyakinkan yang takkan pernah lekang.

     Banyak orang Kristen yang mengerti akan kebenaran ini, bahwa ketika kita berharap dan menanti-nantikan Tuhan, Dia tidak pernah mengecewakan.  Ada berkat yang luar biasa disediakan Tuhan bagi orang-orang yang setia menanti-nantikan Dia.  Namun kita tidak pernah sabar menantikan Tuhan.  Ketika pertolonganNya belum datang kita sudah menyerah dan berpaling dari Dia.  Kita maunya serba cepat dan instan.  Dalam Habakuk 2:3 dikatakan,  "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh."  Perhatikan doa Daud ini:  "Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku; Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku."  (Mazmur 25:1-2).  Daud sangat percaya ketika ia datang kepada Tuhan dan berharap padaNya tidak akan pernah mendapat malu.  Itu sangat terbukti betapa Daud beroleh pembelaan dari Tuhan di setiap pergumulan yang dia alami.  Ketahuilah bahwa janji Tuhan 'ya' dan 'amin'.  Tidak ada janji yang tidak ditepatiNya.  Itu sangat berbeda sekali dengan manusia, yang begitu mudah berjanji dan semudah itu pula mengingkarinya.

     Mari belajar menanti-nantikan Tuhan di segala keadaan.  Seperti mentari yang begitu setia memancarkan sinarnya di ufuk timur setiap pagi, yang menghadirkan kehangatan ke setiap helai dedaunan dan rerumputan, sama halnya Tuhan yang begitu setia menemui umatNya dalam kebesaran dan kelembutan kasihNya, kepada setiap anakNya yang setia menantikan Dia.  Menanti-nantikan Tuhan berarti berjalan dalam kebenaran dan iman.  Jika Tuhan belum menjawab doa-doa kita, jangan kecewa dan terpaku pada keadaan.  Sebagai orang percaya,  "...sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat,"  (2 Korintus 5:7).

Tuhan tahu keadaan kita karena Dia adalah Penjaga kita yang tidak pernah terlelap dan tertidur!

Source:
Jesus Christ King of kings. --> http://jc-kok.blogspot.co.id/2016/05/dia-menjaga-hidup-kita.html

Senin, 16 Mei 2016

Standar ganda dalam memberi

Ayat bacaan: Matius 5:42
=====================
"Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu."

Beberapa tahun yang lalu, pada suatu sore teman baik saya menelepon dan bertanya apakah ia bisa meminjam sejumlah uang untuk sebuah keperluan. Saya pada saat itu sedang susah juga sebenarnya, tetapi saya memutuskan untuk meminjamkannya. Di telepon ia terdengar sangat lega dan mengucapkan terima kasih. Saya waktu itu tidak begitu tahu jelas untuk apa, tapi saya merasa lega dan bahagia bisa membantunya. Belakangan saya tahu bahwa ia  waktu itu merasa tidak sehat sehingga butuh pinjaman untuk opname di rumah sakit sesuai anjuran dokter. Tidak lama setelahnya saya mendengar bahwa ia diopname di sebuah rumah sakit di daerah Bekasi. Belum sempat saya menjenguknya, berita dukacita pun sampai kepada saya. Ia meninggal pada usia 23 tahun akibat penyakit yang tidak jelas betul sampai akhir hayatnya. Ia sebelumnya terlihat baik-baik saja, dan di telepon yang menjadi komunikasi terakhir saya dengannya juga ia terdengar normal. Saat meminjam, ia menyembunyikan bahwa ia sedang sakit karena tidak mau mencemaskan orang termasuk saya sebagai sahabatnya. Saya merasa bersyukur bahwa waktu itu saya meminjamkan karena setidaknya ia sempat berusaha menangani apapun kondisi yang ia rasakan. Saya tidak bisa membayangkan jika waktu itu saya tidak menolong.

Apa yang saya pikirkan sehingga memutuskan untuk menolong waktu itu? Selain ia memang sahabat saya, saya berpikir bahwa selama saya masih bisa bantu, kenapa tidak? Toh saya masih bisa makan, paling-paling mengurangi jajan atau membeli yang kurang perlu untuk sementara waktu. Ada banyak orang yang memiliki standar ganda soal memberi. Maksud saya begini. Ketika kita "hang out" bersama teman-teman, kita tidak memikirkan uang yang terpakai. Makin terlihat royal, kita makin bangga. Kita makan di restoran, kita duduk di cafe, memberi tip besar, semua itu asik-asik saja, dan tentu tidak apa-apa. Tetapi ketika ada pengemis yang meminta-minta atau pengamen yang mendekat, seribu rupiah pun terkadang begitu sulitnya untuk keluar dari kantong. Kita bahkan marah karena merasa terganggu. "Nggak bisa lihat ya orang lagi makan?" Itu bentuk kejengkelan yang biasa timbul saat merasa 'terganggu' oleh kehadiran mereka. We can give out hundreds of thousands easily for nothing, but in other time, a little penny that could make a big difference would be so hard to let go. Lantas orang bisa berdalih, "uang itu didapat dari hasil bekerja mati-matian, terserah saya dong mau diapain." Tidak ada yang salah dengan itu. Tetapi ingatlah bahwa di sisi lain ada banyak saudara-saudara kita yang tengah kesulitan. Mungkin untuk makan sekali saja sudah tidak tahu bagaimana. Mengapa kita sulit untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan kita untuk membantu meringankan beban mereka? Padahal sepersepuluh saja dari uang yang kita alokasikan untuk hiburan mungkin sudah menyelamatkan hidup mereka, setidaknya untuk hari ini.

Yesus sendiri mengajarkan bagaimana kita harus bersikap. "Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu." (Matius 5:42). Menjadi terang dan garam bukan hanya berarti sempit, hanya menginjili semata misalnya, tapi itu akan terlihat dari ketulusan kita untuk membantu orang-orang yang sedang kesulitan. Jika Yesus masih ada di dunia saat ini pun, saya yakin Dia akan dengan senang hati menjamah mereka. Tanpa memandang siapapun mereka. Mengapa masih banyak diantara kita, duta-duta Surgawi terkadang belum bisa menjadi perantara yang baik dengan memberikan empati kepada mereka dan bergegas membantu atas dasar kasih? Menjadi lentera di kegelapan bisa hadir dalam banyak bentuk. Bisa lewat memberi bantuan, bisa lewat memberi perhatian, kepedulian, bahkan secuil senyum sekalipun, seringkali bisa menjadi cahaya yang berharga bagi orang yang tengah kesulitan.

Paulus berpesan pada Timotius agar mengingatkan mereka yang hidup berkelimpahan untuk mau berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan dan suka memberi dan membagi. (1 Timotius 6:17). Jangan pernah jemu untuk memberi atas dasar kasih, karena satu dari perintah yang utama adalah bagi kita untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri (Matius 22:39), bahkan lebih dari itu, kita harus mengasihi sesama sebagaimana Yesus telah mengasihi kita. (Yohanes 13:14, 15:12). Apapun yang kita lakukan bagi mereka yang membutuhkan, atau tertolak dan tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini, itu semua besar artinya bagi Yesus, bahkan sama artinya dengan melakukannya untuk Yesus. (Matius 25:40).

Satu hal yang penting untuk diingat adalah kita harus memberi atas dasar kasih. Paulus berkata: "Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku." (1 Korintus 13:3). Sia-sialah semuanya jika kita memberi karena pamrih, bukan karena ingin meringankan beban mereka, karena kita mengasihi mereka, sebagaimana Yesus telah mengasihi kita. Dalam perumpamaan tentang persembahan janda miskin, Yesus memberi contoh mengenai betapa nyata perbedaannya ketika sebuah pemberian didasarkan pada kasih, dan bukan dilihat dari besar kecilnya jumlah pemberian. (Markus 12:41-44). Sudahkah anda menyisihkan sebagian dari pendapatan anda untuk menolong sesama atas dasar kasih? Puji Tuhan jika sudah, teruslah menjadi sumber berkat bagi orang lain dan kaya dalam kemurahan. Bagi yang belum, mari rasakan sebuah kebahagiaan yang berbeda, penuh dengan damai sukacita, karena pada akhirnya, anda pun akan sampai pada kesimpulan: "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35b).




Source: 

http://www.renunganharianonline.com/2016/05/standar-ganda-memberi.html



Minggu, 01 Mei 2016

Jangan tamak!

Baca: Amsal 11:1-31

"Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda."  Amsal 11:28


         Tidak ada seorang pun manusia di dunia ini mau hidup dalam kemiskinan atau hidup dalam kekurangan.  Semua orang ingin hidup berkecukupan dan berkelimpahan materi.  Harta atau kekayaan menjadi dambaan setiap orang.  Secara manusia keinginan seperti itu tidaklah salah dan juga bukanlah dosa.  Namun bila kita tidak berhati-hati dalam mengejar kekayaan, kita akan jatuh, "Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.  Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka."  (1 Timotius 6:9-10).  Karena itu kita harus selalu waspada agar kita tidak terjerat dalam ketamakan ketika kita mengejar harta atau kekayaan.

     Pemahaman kita terhadap kekayaan akan menentukan sikap hati kita terhadap kekayaan itu sendiri.  Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan:  pertama, sebesar apa pun kekayaan yang kita peroleh tidak akan pernah memberikan rasa cukup.  "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia."  (Pengkotbah 5:9).  Kita akan selalu merasa kurang dan kurang.  Akibatnya kita terus bekerja keras siang dan malam supaya kekayaan kita terus bertambah.  Tidak sedikit dari kita yang akhirnya sampai lupa waktu:  lupa berdoa, lupa baca firman dan lupa ibadah, karena terus 'kejar setoran'.

     Kedua, kekayaan itu tidak kekal.  Dikatakan, "Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar."  (1 Timotius 6:7).  Kita tidak akan membawa apa-apa ketika kita mati kelak.  Apalah artinya hidup ini bila kita berlimpah kekayaan di dunia fana, tetapi kelak kita akan binasa?  FirmanNya menasihati, "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya."  (Matius 6:19-20).

Baca:  Lukas 12:13-21

"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."  Lukas 12:15

Rasul Paulus berpesan kepada Timotius untuk memperingatkan orang kaya  "...agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati."  (1 Timotius 6:17), karena kekayaan itu hanya bersifat sementara.  Karena itu mereka (orang kaya) harus banyak  "...berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya."  (1 Timotius 6:18-19).  Sering kita temui banyak orang kaya yang malah pelit dan kikir, kurang peka terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya yang hidup dalam kekurangan.  Kalaupun tergerak hati untuk menolong, itu pun karena ada motivasi tertentu:  supaya dipuji dan dihormati, supaya namanya tertulis di media atau tampil di layar kaca dan sebagainya, sehingga Alkitab menegaskan bahwa orang yang kikir tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.  (baca 1 Korintus 6:9-10).

     Ketiga, kekayaan dapat menjerumuskan kita dalam dosa.  Demi mengejar harta kekayaan, seseorang akan nekat melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji, melanggar hukum dan menyimpang dari kebenaran firman Tuhan:  menipu, korupsi, merampok dan sebagainya.  Ketamakan telah menjerat hatinya!  Alkitab dengan tegas menyatakan,  "...akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka."  (1 Timotius 6:10).  Bukan hanya itu, seringkali dengan kekayaan yang dimiliki, seseorang menjadi sombong atau tinggi hati.

     Berhati-hatilah!  Jangan sampai kita mencintai uang lebih dari segalanya karena hal itu dapat membuat kita menjadi tamak terhadap kekayaan.  Belajarlah juga untuk mencukupkan diri dengan berkat yang ada.

Jangan sekali-kali mengandalkan kekayaan karena itu bersifat tidak pasti  (baca  Amsal 23:4-5), tapi andalkan Tuhan dalam segala hal dan gunakan kekayaan yang ada sebagai sarana untuk memuliakan nama Tuhan, dan menjadi saluran berkat bagi orang lain!


Source: www.jc-kok.blogspot.co.id

bapa segala dusta

FATHER OF LIES

Ayat bacaan: Yohanes 8:44
====================
"Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."

Teknologi perfilman Hollywood saat ini semakin hebat. Kalau kita lihat bagaimana efek visual semenjak tahun 30an sampai hari ini, kita melihat adanya perkembangan yang sangat pesat. Apa sih efek yang tidak atau belum bisa dibuat hari ini? Film 2012 menggambarkan dunia yang kiamat, dan itu tampak sangat nyata. Atau Jurrasic Park yang efeknya begitu mencengangkan, seolah dinosaurus benar-benar ada lagi di muka bumi ini. The Avengers menampilkan begitu banyak adegan spektakuler lewat peperangan antara tim superhero dengan musuh yang siap menghancurkan dunia dan sebagainya. Settingan masa lalu sejak jaman prasejarah hingga gambaran futuristik semua bisa ditampilkan dengan sangat baik seperti nyata oleh para ahli spesial efek di sana. Seolah itu nyata, tetapi tentu saja tidak. Film 2012 menampilkan dunia kiamat seperti ramalan sebagian orang beberapa tahun lalu sebelum memasuki tahun tersebut, tapi hari ini bumi masih ada dan kita masih tinggal di dalamnya. Para pesulap sejak berabad-abad silam juga bisa melakukan trik-trik yang menipu mata dengan teknik dan kecepatan tangannya. Ada yang disebut illusionist yang jago dalam hal menipu mata kita dengan ilusi-ilusi yang mereka ciptakan.

Prinsip iblis dalam menipu pun begitu. Kalau dianggap karir, iblis sudah punya reputasi mengkilat dalam menipu, mengelabui dan menjebak manusia sangat lama, bahkan sejak kejadian di taman Eden ketika ia mempengaruhi Hawa. Iblis telah berulangkali menunjukkan kemampuannya dalam menipu sepanjang Alkitab, dan akan terus berusaha melakukannya sampai kapanpun. Itu memang pekerjaannya, itu hobinya. Itu kesukaannya. Bukan saja melakukan tipuan-tipuan untuk melemahkan iman kita, iblis juga sanggup meniru berbagai kuasa yang dikerjakan Tuhan.

Contoh nyata akan hal ini bisa kita lihat dalam Keluaran 7 pada saat Musa dan Harun pergi menghadap Firaun untuk memperingatkannya. Ketika itu Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan anak buahnya seperti yang diperintahkan Tuhan, dan tongkatnya kemudian berubah menjadi ular. (Keluaran 7:10). Lalu apa yang terjadi? "Kemudian Firaunpun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan merekapun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera mereka." (ay 11). Liihatlah bahwa iblis mampu meniru mukjizat Tuhan yang secara kasat mata persis sama. Tetapi dalam ayat selanjutnya kita bisa melihat bahwa kuasa Tuhan lebih besar daripada imitasi mukjizat yang sanggup dilakukan iblis. Satu tongkat harun yang dipakai Tuhan sanggup menelan semua tongkat para penyihir itu sekaligus dengan kuasa iblisnya. (ay 12).

Iblis punya kemampuan untuk membuat hal-hal yang akan terlihat sangat menyerupai mukjizat-mukjizat Tuhan. Soal menipu, iblis memang ahlinya. Tapi ingatlah bahwa semua itu hanya tipuan. Iblis akan selalu berusaha untuk membuat kita tidak lagi percaya kepada janji-janji Tuhan. Dia akan selalu mencoba menipu kita lewat berbagai iming-iming yang akan kelihatan sangat nikmat dan menyenangkan. Iblis akan melakukan berbagai trik dan manuver-manuver untuk menjauhkan kita dari keselamatan yang sudah dijanjikan Tuhan. Iblis akan mencoba menipu kita dengan mendorong rasa bersalah akibat perbuatan-perbuatan di masa lalu, padahal saat kita bertobat kita bukan saja sudah diampuni tapi sudah dibenarkan. Iblis suka sekali melakukan itu.

Iblis juga beraninya tak tanggung-tanggung dalam mencoba menipu dan menjebak. Bahkan berani menyasar Yesus sebagai korbannya. Dan itu dicatat Alkitab dalam Matius pasal 4.   ayat 1-11. Lihat bagaimana lihainya iblis dalam melancarkan serangan. "Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (ay 8-9). Tidakkah semua ini menggiurkan? Tapi Yesus tidak terpengaruh. Maka jawaban Yesus pun seharusnya menjadi jawaban kita pula terhadap tipuan-tipuan iblis. "Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (ay 10).

Begitu ahlinya iblis dalam menipu hingga dikatakan iblis adalah bapa segala dusta, bapa segala tipu, seperti kata Yesus. "Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta." (Yohanes 8:44). Iblis itu pendusta dan bapa segala dusta. Iblis sejak semula selalu mencoba menjauhkan kita dari kebenaran, melemahkan kita, menghancurkan kita dan akhirnya membinasakan kita sampai habis. Ia tahu titik mana yang harus diserang, apa yang menjadi titik lemah kita dan dari sanalah ia akan masuk untuk menghancurkan kita dari dalam. Bisa juga menyerang kita lewat orang lain atau kondisi-kondisi di sekitar kita. Apapun itu, lewat manapun, dia akan selalu mencoba. Kalau tidak hati-hati, semua yang kita bangun selama ini bisa musnah. Iblis itu pendusta dan bapa segala dusta. He is the liar himself and the father of lies and of all that is false. Iblis bukan cuma menipu dengan muncul kasat mata seperti apa yang kita lihat di film-film horror, tapi iblis pun melakukan banyak tipuan yang tidak kasat mata dengan tujuan melemahkan iman kita, menjauhkan kita dari kebenaran dan menggagalkan kita menerima keselamatan. Ia bahkan tahu bagaimana mengemas dan memoles tipuannya sedemikian rupa sehingga kita bisa terjebak. Semua ini jelas harus kita waspadai.

Bagaimana dengan posisi kita sebagai anak-anak Tuhan? Yohanes menyebutkan seperti ini: "Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat."(1 Yohanes 5:19). Seluruh dunia ada di bawah kekuasaan tipunya, namun kita harus menyadari bahwa lewat Kristus kita sudah menjadi ciptaan baru yang berasal dari Allah dan bukan lagi dari dunia. "Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal." (ay 20).

Petrus mengingatkan kita: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Perhatikan baik-baik ayat ini. Dikatakan bahwa iblis hanya bisa mengaum-ngaum dari luar. Dia tidak akan bisa berbuat apa-apa apabila kita tetap berada dalam pagar iman bersama Tuhan. Iblis hanya bisa berputar-putar mencari orang-orang yang bisa ditelannya tetapi ia tidak akan pernah bisa menerkam ketika kita berada dalam benteng Firman Tuhan dan dipenuhi Roh Kudus. Sadarilah bahwa Yesus sudah mengalahkan iblis dengan gemilang dan apa yang tinggal hanyalah tipuannya belaka. Tajinya sudah tidak ada lagi, apa yang bisa ia lakukan tinggal mencoba membodohi kita. Iblis bisa mengaum-aum mencari mangsa, namun ia tidak akan bisa masuk menerkam kita jika kita tidak membuka celah apapun.Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi kecuali kita mengizinkannya.

Seperti hebatnya para ahli visual efek membuat ilusi-ilusi visual yang seperti nyata, demikianlah iblis mencoba mengelabui kita. Dia siap menawarkan tipuan-tipuan yang mungkin terlihat menggiurkan penuh dengan kenikmatan, tetapi di balik itu semua ada jebakan-jebakan terbentang yang siap untuk membinasakan kita. Atau tipuan-tipuan yang menyasar langsung titik lemah kita. Iblis tahu dan akan terus mencoba. Kalau kita membiarkan kelemahan kita terbuka dan tidak cepat diatasi, itu akan menjadi target empuk baginya untuk menghancurkan kita.

Iblis adalah penipu ulung, bapa segala dusta dan pembunuh manusia. Kalau kita tahu bahwa itu semua hanyalah trik belaka, kalau kita tidak membiarkan kelemahan kita terekspos dan kemudian kita benahi, kalau kita tetap hidup dalam firman dan menyadari kasih karunia Tuhan yang dilimpahkan pada kita, seharusnya kita tidak perlu takut. Iblis cuma bisa mengaum mencoba mencari celah terbuka, dan kalau celahnya ditutup dia tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi. Jagalah mata, hati dan pikiran kita agar jangan terjebak dengan tipuan dan trik dari iblis yang sudah tidak berkuku lagi. Tetaplah pegang janji Tuhan. Teruslah baca Firman agar anda tahu apa saja yang dijanjikan dan diberikan Tuhan pada anda, agar anda tahu apa isi hati dan keinginanNya, dan anda paham bagaimana prinsip hidup menurut Kerajaan Allah. Lalu percayalah tetap kepada kebenaran dan jangan tergiur kepada hal-hal yang ditawarkan sosok yang tidak pernah berpihak pada kebenaran. Iblis hanya menipu dan akan terus menipu. Don't let yourself be fooled. 

Knowing God's truth will prevent you from being fooled 

Source: Renungan Harian Online


bapa segala dusta

FATHER OF LIES

Ayat bacaan: Yohanes 8:44
====================
"Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."

Teknologi perfilman Hollywood saat ini semakin hebat. Kalau kita lihat bagaimana efek visual semenjak tahun 30an sampai hari ini, kita melihat adanya perkembangan yang sangat pesat. Apa sih efek yang tidak atau belum bisa dibuat hari ini? Film 2012 menggambarkan dunia yang kiamat, dan itu tampak sangat nyata. Atau Jurrasic Park yang efeknya begitu mencengangkan, seolah dinosaurus benar-benar ada lagi di muka bumi ini. The Avengers menampilkan begitu banyak adegan spektakuler lewat peperangan antara tim superhero dengan musuh yang siap menghancurkan dunia dan sebagainya. Settingan masa lalu sejak jaman prasejarah hingga gambaran futuristik semua bisa ditampilkan dengan sangat baik seperti nyata oleh para ahli spesial efek di sana. Seolah itu nyata, tetapi tentu saja tidak. Film 2012 menampilkan dunia kiamat seperti ramalan sebagian orang beberapa tahun lalu sebelum memasuki tahun tersebut, tapi hari ini bumi masih ada dan kita masih tinggal di dalamnya. Para pesulap sejak berabad-abad silam juga bisa melakukan trik-trik yang menipu mata dengan teknik dan kecepatan tangannya. Ada yang disebut illusionist yang jago dalam hal menipu mata kita dengan ilusi-ilusi yang mereka ciptakan.

Prinsip iblis dalam menipu pun begitu. Kalau dianggap karir, iblis sudah punya reputasi mengkilat dalam menipu, mengelabui dan menjebak manusia sangat lama, bahkan sejak kejadian di taman Eden ketika ia mempengaruhi Hawa. Iblis telah berulangkali menunjukkan kemampuannya dalam menipu sepanjang Alkitab, dan akan terus berusaha melakukannya sampai kapanpun. Itu memang pekerjaannya, itu hobinya. Itu kesukaannya. Bukan saja melakukan tipuan-tipuan untuk melemahkan iman kita, iblis juga sanggup meniru berbagai kuasa yang dikerjakan Tuhan.

Contoh nyata akan hal ini bisa kita lihat dalam Keluaran 7 pada saat Musa dan Harun pergi menghadap Firaun untuk memperingatkannya. Ketika itu Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan anak buahnya seperti yang diperintahkan Tuhan, dan tongkatnya kemudian berubah menjadi ular. (Keluaran 7:10). Lalu apa yang terjadi? "Kemudian Firaunpun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan merekapun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera mereka." (ay 11). Liihatlah bahwa iblis mampu meniru mukjizat Tuhan yang secara kasat mata persis sama. Tetapi dalam ayat selanjutnya kita bisa melihat bahwa kuasa Tuhan lebih besar daripada imitasi mukjizat yang sanggup dilakukan iblis. Satu tongkat harun yang dipakai Tuhan sanggup menelan semua tongkat para penyihir itu sekaligus dengan kuasa iblisnya. (ay 12).

Iblis punya kemampuan untuk membuat hal-hal yang akan terlihat sangat menyerupai mukjizat-mukjizat Tuhan. Soal menipu, iblis memang ahlinya. Tapi ingatlah bahwa semua itu hanya tipuan. Iblis akan selalu berusaha untuk membuat kita tidak lagi percaya kepada janji-janji Tuhan. Dia akan selalu mencoba menipu kita lewat berbagai iming-iming yang akan kelihatan sangat nikmat dan menyenangkan. Iblis akan melakukan berbagai trik dan manuver-manuver untuk menjauhkan kita dari keselamatan yang sudah dijanjikan Tuhan. Iblis akan mencoba menipu kita dengan mendorong rasa bersalah akibat perbuatan-perbuatan di masa lalu, padahal saat kita bertobat kita bukan saja sudah diampuni tapi sudah dibenarkan. Iblis suka sekali melakukan itu.

Iblis juga beraninya tak tanggung-tanggung dalam mencoba menipu dan menjebak. Bahkan berani menyasar Yesus sebagai korbannya. Dan itu dicatat Alkitab dalam Matius pasal 4.   ayat 1-11. Lihat bagaimana lihainya iblis dalam melancarkan serangan. "Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (ay 8-9). Tidakkah semua ini menggiurkan? Tapi Yesus tidak terpengaruh. Maka jawaban Yesus pun seharusnya menjadi jawaban kita pula terhadap tipuan-tipuan iblis. "Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (ay 10).

Begitu ahlinya iblis dalam menipu hingga dikatakan iblis adalah bapa segala dusta, bapa segala tipu, seperti kata Yesus. "Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta." (Yohanes 8:44). Iblis itu pendusta dan bapa segala dusta. Iblis sejak semula selalu mencoba menjauhkan kita dari kebenaran, melemahkan kita, menghancurkan kita dan akhirnya membinasakan kita sampai habis. Ia tahu titik mana yang harus diserang, apa yang menjadi titik lemah kita dan dari sanalah ia akan masuk untuk menghancurkan kita dari dalam. Bisa juga menyerang kita lewat orang lain atau kondisi-kondisi di sekitar kita. Apapun itu, lewat manapun, dia akan selalu mencoba. Kalau tidak hati-hati, semua yang kita bangun selama ini bisa musnah. Iblis itu pendusta dan bapa segala dusta. He is the liar himself and the father of lies and of all that is false. Iblis bukan cuma menipu dengan muncul kasat mata seperti apa yang kita lihat di film-film horror, tapi iblis pun melakukan banyak tipuan yang tidak kasat mata dengan tujuan melemahkan iman kita, menjauhkan kita dari kebenaran dan menggagalkan kita menerima keselamatan. Ia bahkan tahu bagaimana mengemas dan memoles tipuannya sedemikian rupa sehingga kita bisa terjebak. Semua ini jelas harus kita waspadai.

Bagaimana dengan posisi kita sebagai anak-anak Tuhan? Yohanes menyebutkan seperti ini: "Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat."(1 Yohanes 5:19). Seluruh dunia ada di bawah kekuasaan tipunya, namun kita harus menyadari bahwa lewat Kristus kita sudah menjadi ciptaan baru yang berasal dari Allah dan bukan lagi dari dunia. "Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal." (ay 20).

Petrus mengingatkan kita: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Perhatikan baik-baik ayat ini. Dikatakan bahwa iblis hanya bisa mengaum-ngaum dari luar. Dia tidak akan bisa berbuat apa-apa apabila kita tetap berada dalam pagar iman bersama Tuhan. Iblis hanya bisa berputar-putar mencari orang-orang yang bisa ditelannya tetapi ia tidak akan pernah bisa menerkam ketika kita berada dalam benteng Firman Tuhan dan dipenuhi Roh Kudus. Sadarilah bahwa Yesus sudah mengalahkan iblis dengan gemilang dan apa yang tinggal hanyalah tipuannya belaka. Tajinya sudah tidak ada lagi, apa yang bisa ia lakukan tinggal mencoba membodohi kita. Iblis bisa mengaum-aum mencari mangsa, namun ia tidak akan bisa masuk menerkam kita jika kita tidak membuka celah apapun.Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi kecuali kita mengizinkannya.

Seperti hebatnya para ahli visual efek membuat ilusi-ilusi visual yang seperti nyata, demikianlah iblis mencoba mengelabui kita. Dia siap menawarkan tipuan-tipuan yang mungkin terlihat menggiurkan penuh dengan kenikmatan, tetapi di balik itu semua ada jebakan-jebakan terbentang yang siap untuk membinasakan kita. Atau tipuan-tipuan yang menyasar langsung titik lemah kita. Iblis tahu dan akan terus mencoba. Kalau kita membiarkan kelemahan kita terbuka dan tidak cepat diatasi, itu akan menjadi target empuk baginya untuk menghancurkan kita.

Iblis adalah penipu ulung, bapa segala dusta dan pembunuh manusia. Kalau kita tahu bahwa itu semua hanyalah trik belaka, kalau kita tidak membiarkan kelemahan kita terekspos dan kemudian kita benahi, kalau kita tetap hidup dalam firman dan menyadari kasih karunia Tuhan yang dilimpahkan pada kita, seharusnya kita tidak perlu takut. Iblis cuma bisa mengaum mencoba mencari celah terbuka, dan kalau celahnya ditutup dia tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi. Jagalah mata, hati dan pikiran kita agar jangan terjebak dengan tipuan dan trik dari iblis yang sudah tidak berkuku lagi. Tetaplah pegang janji Tuhan. Teruslah baca Firman agar anda tahu apa saja yang dijanjikan dan diberikan Tuhan pada anda, agar anda tahu apa isi hati dan keinginanNya, dan anda paham bagaimana prinsip hidup menurut Kerajaan Allah. Lalu percayalah tetap kepada kebenaran dan jangan tergiur kepada hal-hal yang ditawarkan sosok yang tidak pernah berpihak pada kebenaran. Iblis hanya menipu dan akan terus menipu. Don't let yourself be fooled. 

Knowing God's truth will prevent you from being fooled 

Source: Renungan Harian Online