Jumat, 29 Desember 2017

Datang pada Yesus

Renungan Pagi
Minggu, 31 Desember 2017

Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!” [Yohanes 7:37]

Kesabaran bekerja sempurna di dalam Tuhan Yesus, dan hingga hari perjamuan terakhir ia memohon kepada orang Yahudi, seperti pada hari terakhir dari tahun ini ia juga memohon kepada kita, dan menunggu saatnya Dia bermurah hati kepada kita. Sungguh mengagumkan kesabaran Juruselamat terhadap kita tahun demi tahun, di tengah hasutan, pemberontakan, dan perlawanan kita terhadap Roh Kudus-Nya. Aneh bin ajaib kita masih berada di ladang belas kasihan!

Belas kasihan mengungkapkan dirinya dengan terus terang, ketika Yesus berseru, yang bukan saja menunjukkan betapa keras suara-Nya, tapi juga betapa lembut nada-Nya. Ia memohon dengan sangat agar kita diperdamaikan. “Kami meminta kepadamu,” kata Rasul itu, “seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami.” [2 Korintus 5:20] Betapa sungguh-sungguh dan memilukan kata-kata ini! Betapa dalamnya kasih yang membuat Tuhan menangisi para pendosa, seperti seorang ibu yang membujuk anaknya datang ke pangkuannya! Terhadap seruan permohonan itu hati kita yang rela pasti akan datang.

Kebutuhan disediakan melimpah ruah; semua yang manusia butuhkan disediakan untuk memuaskan dahaga jiwanya. Bagi hati nuraninya penebusan membawa damai sejahtera; bagi pikirannya injil mengumandangkan pengajaran yang terkaya; bagi hatinya pribadi Yesus adalah objek cinta kasih yang paling mulia; bagi seluruh tubuh kebenaran seperti yang ada pada Yesus memberikan nutrisi yang paling murni. Dahaga itu mengerikan, namun Yesus dapat menghilangkannya. Meskipun jiwa sangat kelaparan, Yesus dapat memulihkan.

Seruan ini berlaku bebas, sebab semua orang yang dahaga dipersilakan datang. Seruan ini tidak diperuntukkan kepada khalayak tertentu, hanya disebut untuk yang dahaga. Apakah dahaga datang dari serakah, ambisi, pelesir, ilmu, atau istirahat, orang yang dahaga diundang. Dahaga itu pada dirinya buruk, dan bukan merupakan tanda anugerah, melainkan tanda dari dosa besar yang ingin dipuaskan oleh nafsu yang merupakan kekeringan yang lebih dalam lagi; namun bukanlah kebaikan dari makhluk ciptaan tersebut yang mendatangkan undangan, melainkan Tuhan Yesus mengirimkannya dengan cuma-cuma, tanpa membeda-bedakan penerimanya.

Pribadi Yesus dinyatakan sepenuhnya. Pendosa harus datang kepada Yesus, bukan kepada perbuatan, peraturan, atau doktrin, melainkan kepada seorang pribadi Penebus, yang oleh diri-Nya sendiri menanggung dosa kita dalam tubuh-Nya di atas kayu salib. Juruselamat yang bercucuran darah, mati, dan bangkit, adalah satu-satunya bintang pengharapan bagi seorang pendosa. Oh sekarang datanglah anugerah dan minumlah, sebelum matahari terbenam pada hari terakhir tahun ini!

Tidak diharuskan menunggu atau bersiap-siap. Minum berarti menerima tanpa syarat kelayakan. Seorang bebal, seorang pencuri, seorang pelacur dapat minum; demikianlah dosa pada sifatmu bukanlah penghalang undangan untuk percaya kepada Yesus. Kita tidak butuh piala emas, atau yang berhiaskan permata, untuk memberikan air kepada orang yang haus; mulut yang melarat dipersilakan membungkuk dan meneguk luapan aliran air. Bibir yang melepuh, kusta, ataupun kotor boleh menyentuh aliran kasih ilahi; bibir mereka tidak dapat mencemarkannya, justru bibir mereka akan dimurnikan. Yesus adalah mata air pengharapan. Pembaca yang terkasih, dengarlah suara Penebus yang penuh kasih ketika Ia berseru kepada masing-masing dari kita,

    “BARANGSIAPA HAUS,
    BAIKLAH IA
    DATANG KEPADA-KU
    DAN MINUM.”

____________________
Renungan Pagi, Charles H. Spurgeon.

Selasa, 19 Desember 2017

Keputusan TUHAN


Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN. [Amsal 16:33]

Jika keputusan undi saja merupakan milik TUHAN, siapakah yang mengatur seluruh hidup kita? Jika pembuangan undi yang sederhana dipimpin oleh-Nya, apalagi peristiwa-peristiwa seluruh kehidupan kita—terutama ketika kita diberitahukan Juruselamat yang mulia: "Rambut kepalamu pun terhitung semuanya: tidak ada seekor burung pipit akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu." [Matius 10:29-30] Hai kawan, kalau engkau selalu ingat akan hal ini, pikiranmu akan mengalami ketentraman kudus. Pikiranmu akan dilegakan dari kegelisahan, sehingga engkau bisa berjalan lebih baik dalam kesabaran, ketenangan, dan keceriaan seperti seharusnya seorang Kristen. Ketika seseorang cemas, ia tidak dapat berdoa dengan iman; dan ketika gelisah dengan dunia, ia tidak bisa melayani Tuannya, sebab pikirannya melayani dirinya sendiri. Jika engkau "mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya," maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. [Matius 6:33] Engkau turut campur dalam urusan Kristus, dan mengabaikan urusanmu sendiri ketika engkau resah dengan nasib dan keadaanmu. Engkau mencoba mengerjakan pekerjaan "pemeliharaan" dan lupa bahwa engkau seharusnya taat. Jadilah bijak dan taat, biarkan Kristus mengurus "pemeliharaan"mu. Marilah amati gudang persediaan Bapa, dan tanyai dirimu apakah Dia akan membiarkanmu kelaparan sementara Dia menumpuk begitu banyak kelimpahan di dalam lumbung-Nya? Lihat hati belas kasihan-Nya; periksalah apakah mungkin hati-Nya ternyata kejam! Lihat hikmat-Nya yang tak terselami; periksa apakah hikmat-Nya mungkin bersalah. Lebih dari segalanya, pandanglah kepada Yesus Kristus Perantaramu, dan tanyakan dirimu, sementara Dia memohon, mungkinkah Bapamu tidak bermurah hati kepadamu? Jikalau burung pipit pun Dia ingat, mungkinkah Dia melupakan salah satu anak-Nya yang paling kecil dan malang? "Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah." [Maz 55:22]

    Jiwaku, tenteramlah dalam kerendahanmu,
    bukan harap ataupun hasrat akan hormat atau masyhur;
    Miliki perkenanan dari Kehendak Ilahi,
    jadilah itu muliamu, dan kekayaan itu milikmu.

____________________
Renungan Pagi, Charles H. Spurgeon).